Banjir menjadi bencana yang seolah tak terhindarkan ketika Jakarta diguyur hujan ekstrem. Padahal, pemerintah telah membangun Bendungan Ciawi dan Bendungan Sukamahi yang selama ini diyakini mampu menahan limpasan air dari hulu.
Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Ciliwung Cisadane, David Partonggo Oloan Marpaung, mengatakan kedua bendungan yang berada di kawasan Puncak, Bogor, itu sudah berperan besar dalam mengurangi risiko banjir di Jabodetabek. Namun, persoalan utama kini ada di sisi hilir yang belum sepenuhnya terlindungi tanggul.
"(Bendungan) Sukamahi dan Ciawi kok sudah dibangun, tapi kenapa rumah saya di Bekasi masih banjir? Kenapa sungai Ciliwung di Bidara Cina masih banjir? Belum selesai tanggulnya," kata David dalam konferensi pers di Bendungan Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Kamis (11/12/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pembangunan Tanggul Ciliwung
Pembangunan tanggul di bantaran Sungai Ciliwung merupakan bagian dari pelaksanaan proyek Normalisasi Ciliwung. Dari total panjang tanggul keseluruhan 33 kilometer (km), saat ini masih ada sekitar 16 km lagi pekerjaan yang belum rampung.
"Ketika air terjadi pada debit banjir tertentu, mengalir ke sungai Ciliwung, walaupun sudah tertahan di Ciliwung, di (Bendungan) Sukamahi, Ciawi, tapi tetap ia mengalir ke sini. Karena tanggulnya belum jadi sebanyak 16 km, maka air mengalir ke yang bolong-bolong ini," ujarnya.
David menuturkan, pihaknya bersama Pemprov DKI Jakarta tengah mempercepat penyelesaian normalisasi. Dalam skema pembagian tugas, BBWS Kementerian PU bertanggung jawab membangun tanggul, sementara pemprov menangani pembebasan lahan, namun pembebasan lahan menjadi tantangan terbesar.
Banyak permukiman yang berdiri di sempadan sungai, bahkan sebagian telah disertifikatkan sehingga proses pengosongan lahan memerlukan waktu panjang.
"Membangun tanggul Ciliwung itu tidak mudah, karena sudah ada sertifikat di pinggir-pinggir sungai, kita perlu bebaskan lahannya. Lahannya selama ini dibebaskan oleh pemerintah atau TNI, kami membangun tanggulnya," ujar dia.
Setelah lahan bebas, pekerjaan juga membutuhkan biaya besar. Untuk menyelesaikan pembangunan tanggul sepanjang 16 km, dibutuhkan anggaran sekitar Rp 1,2 triliun.
Pemprov DKI telah menyiapkan anggaran Rp 232 miliar untuk pembebasan lahan di dua kelurahan prioritas, yakni Cililitan dan Pengadegan. Pembebasan ditargetkan tuntas tahun depan.
"Di Januari nanti bangun tanggulnya dan mudah-mudahan 2028 DKI selesai bebasin lahannya (sepenuhnya). Tetapi kami tidak menunggu 2028. Besok kan dibebas 2 km, kami sehari setelahnya langsung bangun. Jadi Januari kami bangun terus, mudah-mudahan 2029 tanggul-tanggul Sungai Ciliwung jadi," kata David.
Dengan selesainya tanggul dan berfungsinya sodetan yang sudah dibangun, David mengatakan, risiko banjir dari Sungai Ciliwung dapat ditekan secara signifikan.
"Jadi artinya apa? Ketika terjadi hujan tertentu yang menghasilkan debit banjir sampai dengan 50 tahunan, insyaallah mudah-mudahan tidak lagi terjadi banjir di kanan-kiri Sungai Ciliwung," ujarnya.
Lihat juga Video: Heboh Tanggul di Muara Baru Bocor, Pramono Bilang Begini
(shc/ara)










































