Kiwoom Securities: IHSG Sudah Jenuh Jual

Kiwoom Securities: IHSG Sudah Jenuh Jual

- detikFinance
Senin, 06 Okt 2014 08:19 WIB
Kiwoom Securities: IHSG Sudah Jenuh Jual
Jakarta - Reboundnya Dow Jones serta beberapa bursa dunia diharapkan dapat memperbaiki sentimen. IHSG kembali melemah dengan menembus level psikologis 5,000 serta berlanjutnya aksi jual asing minggu lalu. Akan tetapi, tren yang oversold kemungkinan dapat memperlambat laju pelemahan. Maka, kami memperkirakan IHSG akan bergerak di kisaran positif pada hari ini.

 

ASRI – Marketing sales

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

PT Alam Sutera Realty (ASRI) membukukan prapenjualan (marketing sales) sekitar Rp 3.4 Triliun hingga Rp 3.5 Triliun pada 9M 2014 dari target perolehan Rp 5 Triliun hingga akhir tahun ini. Kinerja marketing sales sebagian besar didukung oleh penjualan lahan. Nilai tersebut diluar penjualan lahan seluas 2 Ha kepada entitas asing senilai Rp 300 Miliar yang masih dalam proses administrasi. ASRI berencana meluncurkan satu cluster baru di kawasan Pasar Kemis (Tangerang) pada pertengahan Oktober, dan satu cluster lagi di lokasi yang sama pada bulan November. Masing-masing cluster berdiri diatas lahan seluas 8 Ha. ASRI memperkirakan proyek gedung perkantoran “The Tower” di daerah Gatot Subroto (Jakarta) memberi kontribusi sekitar Rp 200-300 Miliar tahun ini. Gedung tersebut ditargetkan selesai pada 2016.

 

BSDE – Marketing sales

PT Bumi Serpong Damai (BSDE) meraih marketing sales Rp 4.5 Triliun hingga akhir September 2014. Nilai tersebut setara dengan 75% dari target marketing sales sepanjang tahun ini Rp 5.7 Triliun hingga Rp 5.9 Triliun. Proyek properti yang akan diluncurkan akhir tahun adalah kluster perumahan dan apartemen di Serpong dan proyek residensial Grand City di Balikpapan, Kalimantan Timur. Tahun depan BSDE berencana membangun gedung perkantoran seluas 25 Ha di Serpong dan akan menjadi salah satu sumber recurring income perusahan.

 

BUMI – Penyerapan rights issue

Manajemen PT Bumi Resources (BUMI) mengungkapkan hanya menerbitkan 15.8 miliar lembar saham baru dalam proses rights issue dari target penjualan sebanyak 32.1 miliar lembar akibat minimnya permintaan investor serta para kreditur yang tidak bersedia menerima pembayaran dalam bentuk saham. Dengan demikian dana hasil rights issue yang didapat turun menjadi Rp 3.6 Triliun dari target perolehan awal Rp 8 Triliun. Dana hasil rights issue senilai Rp 3.45 Triliun digunakan untuk melunasi utang kepada China Investment Corporation (CIC) dan Castleford Investment Holdings Ltd. dan sisanya dialokasikan untuk modal kerja.

 

DVLA – Buyback saham

PT Darva Varia Laboratoria (DVLA) membeli kembali 4.07 juta saham pada harga Rp 2,101 per saham. Aksi tersebut membuat DVLA mengeluarkan dana Rp 8.56 Miliar. Aksi buyback tersebut merupakan rencana penggabungan usaha (merger) dengan anak usahanya, PT Pradja Pharin (Prafa). DVLA bertindak sebagai pihak menerima penggabungan. Sedangkan, Prafa sebagai perusahaan menggabungkan diri. DVLA membeli kembali sahamnya dari pemegang saham yang tidak menyetujui merger tersebut. Pelaksanaan dan pelunasan buyback saham telah dipenuhi DVLA pada 30 September 2014.

 

TLKM – Proses pemindahan Flexi ke Telkomsel

PT Telekomunikasi Indonesia (TLKM) akan menerima dana senilai Rp 2.82 Triliun dari anak usahanya, PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel). Dana tersebut merupakan hasil dari pengalihan bisnis layanan Flexi kepada Telkomsel termasuk pengalihan penggunaan pita frekuensi 800 MHz. Telkomsel telah membayar uang muka senilai Rp 707 Miliar atau 25% darri total kosiderasi yang harus diterima TLKM. Sisa pembayaran Telkomsel sebesar Rp 2.12 Triliun akan dibayarkan Telkomsel pada saat penutupan sesuai perjanjian tidak lebih lama dari 31 Desember 2014.

(ang/ang)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads