Kebijakan Trump Dianggap Belum Pasti, Dolar AS Tertekan

Kebijakan Trump Dianggap Belum Pasti, Dolar AS Tertekan

Maikel Jefriando - detikFinance
Kamis, 26 Jan 2017 10:20 WIB
Foto: Saul Loeb/AFP Photo
Jakarta - Dolar Amerika Serikat (AS) kembali tertekan pada hari ini. Investor masih ada kekhawatiran ketidakpastian dari kebijakan Presiden AS Donald Trump pasca dilantikan akhir pekan lalu.

Demikianlah riset Analis Global Market Bank Mega, James Evan Tumbuan seperti dikutip detikFinance, Kamis (26/1/2017).

Dolar index kembali tertekan ke 99.91. Adapun penyebab dolar melemah terhadap majors masih terkait ketakutan para pelaku pasar mengenai ketidakpastian kebijakan Trump serta sentimen yang menilai dollar masih terlalu kuat terhadap mata uang secara global. Yield UST 10Y kembali meningkat 2.501%.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dow Jones meningkat 155.12 ke level 20,067.83 yang merupakan level tertinggi dimana sebelumnya penutupan DJIA tidak pernah menyentuh angka tersebut. Corporate earning menjadi sentimen penguatan sektor saham.

Regional

Sterling menembus titik resitance 1.2518 mencoba level baru 1.2680 sebagai tahanan atas lanjutan.UK mendesak parlemen untuk menyetujui article 50 kamis ini. Pemerintah Inggris hari ini akan merilis data GDP dimana menurut konsensus pertumbuhan ekonomi UK masih akan sama di angka 2.1%.

Inflasi New Zealand secara year on year (yoy) meningkat signifikan dari 0.4% dibulan lalu menjadi 1.3% dimana data tersebut membuat kiwi menguat lebih dari 50 pips terhadap USD. Secara teknikal kiwi menuju 0.7319 sebagai strong resistance chart 4 jam.

Rupiah

Penguatan rupiah nampaknya masih akan berlanjut hari ini. Dolar AS masih dalam rentang Rp 13.275-13.380 sebagai support dan resistance harian. BKPM mencatat realisasi investasi 2016 mencapai Rp 612,8 triliun atau melewati target di angka Rp 545.4 triliun. Kepemilikan obligasi pemerintah Indonesia meningkat ke Rp 683.44 triliun atau meningkat Rp 5 triliun dibandingkan dengan minggu lalu. (mkj/mkj)

Hide Ads