NH Korindo: Aksi Jual Asing Bisa Berlanjut

NH Korindo: Aksi Jual Asing Bisa Berlanjut

NH Korindo Sekuritas - detikFinance
Senin, 05 Okt 2020 09:31 WIB
Pengunjung berada di sekitar layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) Jakarta, Kamis (13/2). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) hari ini pukul 12.00 menurun-0,67% ke posisi 5,873,30. Pergerakan IHSG ini masih dipengaruhi oleh sentimen atas ketakutan pasar akan penyebaran wabah virus corona.
Foto: Pradita Utama
Jakarta -

Pekan lalu rilisnya data-data ekonomi yang kurang menggembirakan seperti deflasi dan PMI manufaktur yang menurun turut menekan IHSG untuk kembali berada di zona merah. Sementara itu, investor asing masih melanjutkan aksi net sell selama sepekan lalu.

Pada pekan ini, investor akan mencermati rilis data IKK dan Cadangan Devisa Indonesia untuk memperoleh gambaran lebih jelas mengenai kondisi perekonomian. Pengetatan kembali PSBB di wilayah DKI Jakarta diperkirakan akan kembali menurunkan level IKK.

Adapun masih tingginya Cadangan Devisa Indonesia diharapkan mampu menopang kestabilan sistem moneter dalam memasuki masa resesi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pekan lalu IHSG Ditutup Melemah
β€’ 1 Oktober - BPS mencatat deflasi 0,05% pada September 2020 dengan tingkat inflasi tahun kalender sebesar 0,89% dan tingkat inflasi tahun ke tahun sebesar 1,42%.

Sementara itu, data PMI dari IHS menujukkan penurunan di level 50,8 pada Agustus menjadi 47,2 di bulan September 2020. Namun, IHSG berhasil ditutup menguat untuk pertama kalinya setelah 3 hari berturut-turut mencatatkan pelemahan.

ADVERTISEMENT

β€’ 2 Oktober - Setelah berhasil menguat signifikan mencapai 2% pada hari sebelumnya, IHSG kembali ditutup melemah sebesar 0,87%.

Prediksi pekan ini
β€’ Rilis Data Cadangan Devisa Indonesia
Pada Agustus 2020, Indonesia mencatatkan rekor Cadangan Devisa tertinggi di angka US$ 137 Miliar. Jumlah tersebut setara dengan nilai 9 bulan impor, atau jauh melebihi standar internasional di level 3 bulan impor. Faktor-faktor yang menyebabkan tercapainya rekor baru ini antara lain penerbitan obligasi global dan penarikan utang pemerintah. Likuiditas yang melimpah ini diharapkan mampu menjadi modal untuk menjaga kestabilan sistem moneter, terutama memasuki kuartal IV/2020 di mana
Indonesia akan berada pada kondisi resesi.

β€’ Rilis Angka Indeks Keyakinan Konsumen (IKK)
Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Indonesia telah berada dalam trend naik sejak level terendah di bulan Mei. Pada Agustus 2020, IKK berada di angka 86,9 seiring dengan membaiknya sentimen konsumen terkait pendapatan rumah tangga, prospek lapangan usaha, dan tingkat pembelian barang konsumsi. Namun pengetatan kembali PSBB di bulan September lalu serta kepastian Indonesia akan memasuki zona resesi pada Q3/2020, akan berpotensi untuk menurunkan kembali level IKK dalam jangka pendek dan bergerak menjauhi acuan level optimis di angka 100.

(ang/ang)

Hide Ads