Artha Sekuritas
Kemarin IHSG ditutup melemah. IHSG ditutup di level 6,718.29 (-0.06%). IHSG ditutup melemah meskipun sempat menguat sepanjang perdagangan. Pelemahan diakibatkan masih minimnya sentimen di awal pekan ini dan investor cenderung mengantisipasi data ekonomi yang akan di rilis pada tengah hingga akhir pekan.
Bursa Amerika Serikat ditutup Melemah. Dow Jones ditutup 30,981,33 (-0.62%), NASDAQ ditutup 11,264.73 (-0.95%), S&P 500 ditutup 3,818.80 (-0.92%). Busa Wall Stret ditutup melemah karena tanda-tanda resesi yang berkembang membuat investor menghindari pasar saham jelang rilis data inflasi Amerika Serikat. Hampir semua sektor mengalami pelemahan setelah jatuhnya harga minyak mentah. Data CPI diperkirakan menunjukkan inflasi yang meningkat pada bulan Juni terlihat menawarkan konfirmasi lebih lanjut bahwa inflasi telah mencapai puncaknya, yang berpotensi dapat meyakinkan Federal Reserve untuk melonggarkan pengetatan kebijakannya pada bulan ini. Hingga saat ini pasar masih berekspektasi bahwa The Fed akan menaikkan suku bunga 75bps di bulan Juli.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
IHSG diprediksi Melemah
- Resistance 2 : 6,760
- Resistance 1 : 6,739
- Support 1 : 6,702
- Support 2 : 6,686
IHSG diprediksi melemah. Secara teknikal MACD masih bergerak di trend distribusi dengan stochastic berada di sekitar level oversold mengindikasikan trend pelemahan namun dengan rentang yang terbatas. Investor akan mencermati beberapa data ekonomi yang akan berpengaruh pada kebijakan suku bunga ke depan.
Mirae Asset Sekuritas
IHSG ditutup sedikit lebih rendah 0.06% pada hari Selasa, dipimpin oleh penurunan di sektor kesehatan dan konsumen siklikal, yang sebagian diimbangi oleh kenaikan di sektor energi. Sektor energi meningkat, dipimpin oleh perusahaan batubara ADRO, ITMG, dan PTBA didukung oleh berlanjutnya harga batubara yang menguntungkan. UNTR mengumumkan rencananya untuk melakukan pembelian kembali saham dengan anggaran sekitar IDR5tr mulai hari ini hingga 13 Oktober, yang menunjukkan kepercayaan manajemen UNTR bahwa harga saham saat ini undervalued mengingat pertumbuhan pendapatannya yang kuat.
Indeks ekuitas AS ditutup lebih rendah pada hari Selasa, terbebani oleh meningkatnya kekhawatiran atas inflasi dan perlambatan pertumbuhan ekonomi AS. Investor mengawasi Indeks Harga Konsumen (IHK) pada 13 Juli dan tetap gelisah tentang earnings season perusahaan 2Q22 mendatang. Konsensus memperkirakan CPI akan melonjak 8.8%YoY di bulan Juni (vs 8.6%YoY di bulan Mei), yang merupakan tertinggi dalam 40 tahun. Kurva imbal hasil terbalik dari imbal hasil Treasury AS bertahan selama enam hari di tengah kekhawatiran yang berkepanjangan atas resesi AS yang membayangi. Pada sesi perdagangan pagi, gap antara kedua imbal hasil tersebut merupakan yang paling negatif sejak 2007. Pada data ekonomi AS, optimisme usaha kecil AS pada Juni turun ke level terendah sejak Januari 2013.
Teknikal
- IHSG Daily, 6,718.29 (-0.06%), consolidation, trading range 6,682 - 6,763. Indikator MFI optimized naik terbatas, indikator RSI optimized dan indikator W%R optimized relative flat. Pada periode weekly indikator MFI optimized, indikator RSI optimized dan indikator W%R optimized cenderung konsolidasi. Daily support di 6,688 dan daily resistance di 6,763. Cut loss level di 6,650.
- ADRO Daily, 2,920 (+3.18%), trading buy, trading range 2,840 - 2,970. Indikator MFI optimized, indikator RSI optimized dan indikator W%R optimized cenderung naik lebih lanjut. Daily support di 2,840 dan daily resistance di 2,970. Cut loss level di 2,790.
- BRMS Daily, 232 (+1.75%), trading buy, trading range 224 - 240. Indikator MFI optimized, indikator RSI optimized dan indikator W%R optimized masih cenderung menguat. Daily support di 224 dan daily resistance di 240. Cut loss level di 210.
- MYOR Daily, 1,910 (-0.52%), buy on weakness, trading range 1,850 - 1,940. Indikator MFI optimized, indikator RSI optimized dan indikator W%R optimized konsolidasi cenderung menguat namun mulai terbatas. Perkiraan daily support di 1,850 dan daily resistance terdekat di 1,940. Cut loss level di 1,830.
Daily Write Up
- Berdasarkan studi kami tentang resesi baru-baru ini di AS pada tahun 1990, 2000, 2008, dan 2020, kami melihat harga nikel turun setiap saat, berkisar antara 7,4%-67,4% dengan rata-rata -32,5%. Perhatikan bahwa penurunan harga nikel terbesar terjadi selama resesi 2008. Kami juga mencatat bahwa harga nikel sudah turun 123,6% dari level puncaknya pada 2022F. Oleh karena itu, kami percaya pelemahan harga nikel dari potensi resesi AS sudah diperhitungkan.
- Industri nikel Indonesia berkembang pesat setelah pemerintah menerapkan larangan ekspor bijih nikel pertama pada tahun 2014. Kami yakin industri ini akan terus tumbuh di masa depan mengingat pemerintah menargetkan 30 smelter nikel beroperasi pada 2024 (2020: 19 smelter). Sebagai hasil dari ekspansi agresif ini, pemerintah memperkirakan produksi nikel mencapai 2,6 juta ton (+12,5% YoY) pada tahun 2022, di mana produk Nickel Pig Iron (NPI) diperkirakan akan meningkat sebesar 25,0% YoY. Perhatikan bahwa Indonesia telah menyalip China untuk menjadi produsen NPI terbesar di dunia pada tahun 2020.
- Secara keseluruhan, kami memperkirakan pasar nikel global akan tetap defisit pada tahun 2022 dan berubah menjadi surplus pada tahun 2023 didukung oleh pertumbuhan kapasitas yang kuat dari nikel kelas II di Indonesia. Namun, kami melihat pasar nikel global dapat kembali mengalami defisit pada tahun 2025, didorong oleh pertumbuhan permintaan yang kuat dari segmen baterai EV.
- Kami mempertahankan rekomendasi Overweight di sektor pertambangan logam Indonesia. Kami percaya permintaan nikel masih menjanjikan di masa depan mengingat: 1) potensi permintaan yang kuat dari industri baja nirkarat; 2) risiko terbatas terkait pelemahan oleh resesi di US; dan 3) potensi permintaan yang besar dari sektor EV.
(ang/ang)