BI memberikan kesempatan langka kepada sejumlah wartawan yang biasa meliput di BI untuk melongok ke tempat-tempat 'rahasia' milik bank sentral itu seperti ruang kliring, penukaran uang serta tempat penyimpanan uang (khasanah), Jumat (14/11/2008).
BI sengaja mengajak rombongan jurnalis untuk melihat kondisi perbankan dan sistem yang aman di tengah ramainya isu gagal. Dus, kesempatan langka itu pun membuat para jurnalis yang biasa meliput di BI makin bersemangat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rombongan berkesempatan melihat tempat penyortiran uang yang sudah tidak layak edar. Uang-uang lusuh tersebut nantinya akan dihancurkan dan diganti dengan uang yang baru.
Seorang staf BI mengungkapkan dalam satu hari uang yang tidak layak edar yang disetor oleh bank bisa mencapai Rp 100-120 miliar. "Dalam kondisi normal bank hanya boleh setor uang yang tidak layak edar," ujar staf BI tersebut.
Usai mengunjungi bagian sortir uang, rombongan kemudian berkesempatan melihat Bagian Distribusi Nasional yang didalamnya terdapat gudang uang BI. Bayangan gudang uang seperti milik Paman Gober pun terlintas. Benar saja, gudang uang yang juga disebut khasanah itu memiliki pintu baja yang tebalnya sekitar 60 sentimeter. Gudang uang tersebut lokasinya terletak tepat di bawah lapangan upacara komplek perkantoran Bank Indonesia di Jalan Thamrin, Jakarta.
Kunci pintu baja gudang uang tersebut dipegang oleh tiga orang yang berbeda dan harus dibuka bersamaan. Jika satu saja dari ketiga pemegang kunci ini tidak ada, maka pintu tebal itu tidak dapat dibuka. Di balik pintu baja itu tergeletaklah uang sejumlah Rp 15 triliun. Ini kondisi gudang sedang tidak penuh. Menurut Deputi Gubernur BI Budi Rochadi dalam satu khasanah yang dimiliki BI bisa menampung uang sekitar Rp 50 triliun. "Tadi itu gudangnya tidak penuh," ujarnya.
Di kantor pusat bank sentral tersebut terdapat tiga gudang uang yang luasnya hampir sebesar lapangan bola. Salah satu khasanah yang dikunjungi adalah Khasanah C dapat memuat 150 ribu koli atau semacam gerobak khusus untuk mengangkut uang.
Pengamanan super ketat pun diterapkan BI bahkan kepada karyawannya sendiri. Karena letaknya di bawah tanah, pekerja yang bekerja di gudang uang tersebut jadi mesti terbuasa dengan udara yang agak pengap dan bau khas uang. Pekerja dilengkapi baju khusus berupa jubah tidak berkantong serta masker untuk menutup wajah dan hidung. Kabarnya karyawan yang bekerja di bagian ini diwajibkan minum susu segar setiap hari agar tetap bugar.
Selain melihat-lihat gudang uang, rombongan juga sempat menyaksikan pemilahan warkat bank serta sistem real time gross settlement (RTGS) yang dimiliki bank sentral.
Usai tur singkat rombongan dioleh-olehi suvenir yang amat unik, yakni uang kertas yang sudah dihancurkan yang dibungkus dalam plastik bening. Tentunya uang itu tidak bisa dipakai sebagai alat tukar. Staf BI yang membagikan suvenir tersebut pun berkelakar, "Ssst, jangan ketahuan KPK ya". (dnl/ir)