Diamond Investa, Produk Nekat Bakrie Life

Diamond Investa, Produk Nekat Bakrie Life

- detikFinance
Senin, 28 Sep 2009 10:24 WIB
Jakarta - Produk PT Asuransi Jiwa Bakrie (Bakrie Life), Diamond Investa membuat dunia perasuransiani ramai karena gagal bayar. Asuransi plus investasi yang dikeluarkan Bakrie Life tersebut dinilai sebagai produk yang nekat.

Berdasarkan keterangan yang dikutip detikFinance dari situs Bakrie Life, Senin (28/9/2009), diamond investa memang disebut sebagai sebuah produk investasi sekaligus proteksi jiwa.

Diamond Investa yang ditawarkan oleh Bakrie Life merupakan gabungan antara investasi dan asuransi jiwa dengan lebih fokus pada pemberian return investment yang maksimum dan pasti (fixed rate). Diamond Investa ini berbeda dengan produk unit link ataupun reksadana yang memberikan opportunity return yang menjanjikan namun tidak digaransi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam ilustrasinya, dengan investasi awal Rp 50 juta, investor akan mendapatkan nominal akhirnya menjadi Rp 51.232.877 dalam kurun 3 bulan, Rp 52.541,438 dalam 6 bulan dan Rp 55.250.000 dalam 12 bulan. Tingkat imbal hasil atau rate dari investasi awal semakin meningkat jika investasi awal semakin besar.

Dalam keterangannya disebutkan, bunga investasi Diamond Investa mengacu pada rata-rata bunga deposito couonter netto Bank Mandiri, BNI dan Bank Permata ditambah bonus sebesar 1,5% per tahun.

Pengamat asuransi Angger Yuwono mengatakan, langkah Bakrie Life menjual produk Diamond Investasi dengan bunga tinggi cukup berani bahkan bisa dikategorikan nekat. Hal ini dikarenakan suku bunga yang ditawarkan produk serupa hanya sekitar 7-8%.

"Bakrie cukup berani untuk mematok bunga 12-13 persen. Padahal umumnya kan hanya 7-8 persen," katanya saat dihubungi detikFinance, Jakarta (28/9/2009).

Ia mengatakan, seharusnya manajemen anak usaha PT Bakrie and Brother (BNBR) tersebut menghitung risiko investasi produknya sebelum mematok bunga yang bakal diberikan kepada nasabah.

"Sebelum memutuskan return kan harus sudah siap pelaksanaan investasinya," katanya.

Menurutnya, dengan suku bunga yang begitu tinggi, perusahaan milik Grup Bakrie itu minimal harus bisa membukukan laba sebesar 16 persen per bulan sehingga sebagian bisa masuk ke kas perusahaan. Dengan begitu, perusahaan tidak aka mengalami default.

Bakrie Life dikabarkan tidak mengembalikan dana investasi produk Diamond Investa beserta manfaat yang seharusnya diterima nasabah sejak pertengahan tahun lalu. Padahal imbal hasil yang diberikan perusahaan menjanjikan tingkat bunga sebesar 12% sampai 13%.

Bakrie Life diduga gagal membayar dana nasabahnya yang jatuh tempo sebesar Rp 400 miliar. Bakrie Life menawarkan pengembalian dana para nasabahnya sebesar 1% per bulan, namun nasabah menolak mentah-mentah tawaran yang diberikan oleh manajemen Bakrie Life tersebut.

Direktur Utama Bakrie Life, Timoer Sutanto sebelumnya juga mengakui adanya missmatch arus kas karena penempatan dana nasabahnya di pasar saham rugi akibat krisis global di akhir tahun 2008. Hal itulah yang pada akhirnya menyebabkan terjadinya gagal bayar dana nasabah.

"Dana nasabah pada bulan Oktober 2008 masih bisa dilunasi hingga akhirnya pada bulan Juli 2009 sudah lagi tidak bisa dilakukan manajemen karena memang pemegang saham belum mendapatkan suntikan dananya," kata Timoer.
(ang/qom)

Hide Ads