Demikian dikatakan oleh Dirjen Pengelolaan Utang Departemen Keuangan, Rahmat Waluyanto dalam acara Launching Magister Manajemen Syariah di Gedung Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta, Senin (09/11/2009).
"T-Bills merupakan instrumen pendamping sukuk dengan tenor maksimal satu tahun atau jangka pendek, sebagai instrumen untuk membantu lembaga keuangan seperti perbankan syariah, dan juga lembaga keuangan lain untuk bisa menglola likuiditasnya dengan baik. Karena instrumen jangka pendek itu kan yang selama ini digunakan untuk memperbaiki likuiditas, jadi kalau likuiditasnya dijaga dengan baik tentunya perusahaan bisa berkembang," papar Rahmat.
Ia menambahkan, rencana pengembangan instrumen syariah ini harus diupayakan juga oleh otoritas moneter atau Bank Indonesia (BI) agar dapat menggunakan instrumen berbasis syariah juga.
"Namun untuk waktunya belum bisa saya sampaikan, yang pasti bisa di tahun 2010. Namun belum tahu kapan karena tergantung kepada kebutuhan pasar," jelasnya.
Selain itu, Rahmat juga mengatakan di tahun 2010 pemerintah juga berencana untuk kembali melakukan penerbitan sukuk global.
"Sukuk global tahun depan sedang dipersiapkan, pada bulan apa juga belum dijadwalkan," katanya.
Rahmat menjelaskan, dana yang berhasil diraup pemerintah dari penerbitan sukuk tahun ini sudah mencapai Rp 20 triliun dari tahun lalu.
"Khusus tahun 2009 sendiri mencapai Rp 15,5 triliun. Terdiri dari sukuk global Rp 6,5 triliun, sukuk ritel Rp 5,5 triliun dan sisanya Rp 2,5 triliun," tandasnya.
(dru/dnl)