Wakil Presiden Boediono meminta agar lembaga Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bisa menggantikan peran Bank Indonesia (BI) dengan tepat dalam pengawasan perbankan dan sektor keuangan.
"Pada 2007-2008 kita mengalami krisis global. Krisis memberi pelajaran baru, antara lain ada bagian-bagian di mana ruang gerak pelaku-pelaku keuangan tidak mendapat supervisi yang cukup. Celah-celah ini menimbulkan benih dari krisis. Shadow banking. Mereka lepas dari jaring supervisi institusi pengawas. Timbul benih-benih dari krisis," kata Boediono dalam Seminar Nasional OJK di Gedung Dhanapala, Kementerian Keuangan, Jakarta, Rabu (21/12/2011).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"OJK saya harapkan menjadi institusi andal. Ini momentum. Dari awal saya harapkan nanti building block-nya sudah pas, sehingga menjadi bangunan yang bisa kita andalkan," jelas Boediono.
Mantan Gubernur BI ini pun memberikan beberpa catatan kepada OJK yaitu jangan sampai memberi celah kepada sektor keuangan. OJK harus membuat regulasi yang berdampak pada ekonomi makro dan mikro perbankan.
"Butuh koordinasi antara OJK dengan bank sentral. Harus ada forum koordinasi, sinergi antara otoritas moneter dan OJK. Ini sangat penting, harus ada wadahnya," kata Boediono.
(dnl/ang)