Harga saham JPMorgan merosot 5% pada penutupan kemarin. Diikuti oleh Citigroup dan Bank of America yang masing-masing juga jatuh sebanyak 2.4% dan 1.7%.
"Portfolio telah membuktikan lebih beresiko, tidak stabil dan kurang efektif sebagai nilai lindung ekonomi dari yang kami duga. Ada banyak kesalahan, kecerobohan dan penilaian buruk," kata Dimon pada dalam jumpa pers, dikutip dari Reuters (11/5/2012).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
JPMorgan mengatakan, sebagian keuntungan lain dikompensasikan dengan kerugian perdagangan dan unit bisnis dengan portfolio akan mencatat kerugian US$ 800 juta di triwulan kedua, tidak termasuk hasil ekuitas swasta dan biaya ligitasi. Sementara sebelumnya perusahaan memprediksi akan mendapat keuntungan sebesar US$ 200 juta.
“Kami akan merugi sekitar US$ 1 miliar lagi atau lebih. Ini sangat beresiko dan akan berlangsung hingga beberapa triwulan,” kata Dimon dalam jumpa pers yang digelar terburu-buru untuk meminta maaf pada para analis saham.
Kehilangan uang sebenarnya masih tidak seberapa dibanding rusaknya reputasi JPMorgan dan malu yang harus ditanggung Dimon sebagai CEO bank terbesar di AS dari segi aset.
JPMorgan memiliki aset US$ 2,32 triliun yang didukung oleh ekuitas para pemegang saham sebesar US$ 190 miliar di akhir Maret. “Ini sangat memalukan,” Dimon mengakui.
JPMorgan dipandang sebagai manajer investasi yang solid karena tidak pernah melaporkan ada kerugian sepanjang krisis ekonomi. JPMorgan juga dinilai cukup kuat untuk mengambil alih bank investasi Bear Stearns dan bank konsumen Washington Mutual saat keduanya bangkrut di tahun 2008.
Analis Barclays Jason Goldberg mengatakan, pengumuman ini bisa menodai reputasi serta kredibilitas manajemen JPMorgan.
Nancy Bush, analis bank senior dan editor kontributor SNL Financial mengatakan, "Jamie selalu memposisikan dirinya sebagai raja Wall Street. Saya tidak paham bagaimana bisa keadaan jadi memburuk seperti ini dengan pengetahuan Jamie dan keengganannya bermain berisiko," kata Nancy.
(ang/ang)