Setelah 3 Kali Gagal, Perry Warjiyo Akhirnya Jadi Deputi Gubernur BI

Setelah 3 Kali Gagal, Perry Warjiyo Akhirnya Jadi Deputi Gubernur BI

- detikFinance
Kamis, 14 Mar 2013 19:55 WIB
Foto: Dok. detikFinance
Jakarta - Asisten Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo akhirnya terpilih secara aklamasi oleh Komisi XI DPR menjadi Deputi Gubernur BI. Perry akhirnya terpilih setelah 3 kali gagal menjadi Deputi Gubernur BI.

"Melihat Pak Perry sudah dicalonkan keempat kalinya dan situasi saat ini membutuhkan experience beliau, pilihan anggota lebih ke beliau. Dengan harapan Pak Hendar dengan pengalaman operasional yang sangat panjang dalam pengendalian nilai tukar diusulkan kembali untuk menjadi calon Deputi Gubernur," ungkap Anggota Komisi XI Arif Budimanta kepada detikFinance, Kamis (14/3/2013).

"Perry terpilih secara aklamasi oleh Komisi XI," terang Politisi PDIP ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Perry akan menggantikan posisi Budi Mulya yang telah habis masa jabatannya. Perry mengalahkan rekan dari BI juga yakni Direktur Eksekutif Departemen Pengelolaan Moneter Bank Indonesia (BI) Hendar.

Perry Warjiyo pada tahun 2008 disebut sebagai calon kuat pengganti Deputi Gubernur Bank Indonesia Hartadi A Sarwono, yang masa jabatannya habis pada Juni 2008.

Perry pernah dicalonkan sebagai Deputi Gubernur BI pada tahun 2010 bersama Komisaris Mandiri Krisna Wijaya dan Halim Alamsyah untuk menggantikan Deputi Gubernur Bank Indonesia Siti Chalimah Fadjrijah. Perry kalah bersaing dengan Halim Alamsyah.

Di 2011 Perry kembali dicalonkan menjadi Deputi Gubernur untuk menggantikan Deputi BI Bidang Sistem Pembayaran, yang sebelumnya dijabat almarhum Budi Rochadi. Namun Perry kalah bersaing dengan Direktur Akunting dan Sistem Pembayaran BI Ronald Wass.

Karir Perry di BI dimulai sejak 1984 sebagai staf perencanaan kredit. Sebelumnya, pria lulusan Universitas Gajah Mada jurusan akuntansi ini juga pernah bekerja di dunia akunting sebagai akuntan publik.

Di 1991, Perry memfokuskan studinya di bidang Moneter dan Keuangan dengan mengambil tingkat master di Universitas Iowa di Amerika Serikat.

Ia juga sempat menjabat sebagai staf Gubernur Bank Indonesia dan menduduki salah satu jabatan di International Monetary Fund (IMF) menggantikan Sri Mulyani Indrawati. Terakhir, Perry mengambil program Doktor (S3) bidang Ekonomi dan Moneter yang juga di Universitas Iowa.

Arif memberikan tiga catatan untuk Perry selaku Deputi Gubernur BI terpilih. Tiga catatan tersebut adalah:

  1. Kebiijakan mokroprudensial harus berpihak kepada ekonomi kerakyatan dan kepetingan ekonomi nasional;
  2. Kebijakan lalu lintas devisa dan arus modal asing yang dijalankan oleh Bank Indonesia harus mengutamakan kepentingan ekonomi nasional dan memberikan pembatasan kepada arus modal jangka pendek;
  3. Meningkatkan dan memperkuat peranan Bank Indonesia dalam pengelolaan dan pengendalian inflasi umum tahunan agar dapat mencapai di bawah 5% per tahun.
(dru/dnl)

Hide Ads