Masih Ada 300.000 Bankir Belum Punya Sertifikat Profesi

Masih Ada 300.000 Bankir Belum Punya Sertifikat Profesi

Wiji Nurhayat - detikFinance
Senin, 06 Jan 2014 11:57 WIB
Jakarta - Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) mengungkapkan masih ada 300.000 dari 700.000 pegawai bank (bankir) di Indonesia belum mempunyai sertifikasi kompetensi bankir. Padahal sertifikasi bankir penting terutama untuk operasional teknis bank bersangkutan.

"Dari 120 bank yang sudah masuk tidak sampai 50% (pegawainya) dari 700.000 bankers. Seharusnya 700.000 bankers ini minimal harus mendapatkan pengakuan sebagai general banking. Masa sudah 15 tahun bekerja mereka tidak mempunyai sertifikasi kompetensi banking?" ungkap Ketua BNSP Ajat Sudrajat di acara Harmonisasi Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) di Graha CIMB Niaga Jalan Jendral Sudirman Jakarta, Senin (6/1/2014).

Menurut Ajat, sertifikasi kompetensi sangat penting dilakukan. Bahkan kedudukannya sama pentingnya dengan sertifikasi tanah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sertifikasi kompetensi itu memberi pengakuan atas hak milik seseorang. Standar kompetensi ini menjadi kunci SDM kita. Sama halnya dengan program sertifikasi tanah yang muncul di tahun 1972 dengan keluarnya program nasional. Dari itu semua bank mewajibkan tanah harus punya sertifikat baru bisa melakukan kredit ataupun pinjaman uang dari agunan tanah yang sudah bersertifikat," tuturnya.

Untuk itu ia berharap para bankir di Indonesia segera membuat sertifikasi kompetensi bankir salah satunya di BNSP. Cara ini dilakukan agar tidak muncul kekhawatiran bankir di Indonesia akan tersaingi bankir dari luar negeri terutama saat pasar bebas ASEAN diberlakukan tahun 2015.

"Salah satu jabatan yang paling rawan adalah bankers, jadi yang pertama Bankers harus mempunyai standar kompetensi internasional karena bankers itu penghasilnya besar. Bankers ini dan sektor pekerjaan IT tentu menjadi rebutan. Jadi yang paling utama adalah hati-hati kalau kita sudah buat standar harus ada nilai-nilai lokal. Untuk menjaga masuknya tenaga kerja asing masuk ke sana," cetusnya.

(wij/dru)

Hide Ads