Anggota Dewan Komisioner Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen OJK Kusumaningtuti Soetiono mengakui, tingkat literasi keuangan masyarakat Indonesia memang masih rendah. "Literasi keuangan kita masih rendah dibanding Singapura dan Malaysia, bahkan di bawah Thailand. Sekarang baru 28% literasinya" katanya saat acara Training of Trainers Guru Ekonomi SMA Seluruh Indonesia, Materi OJK dan Sektor Jasa Keuangan untuk Kelas X, di Hotel Sari Pan Pacific, Jakarta, Rabu (2/7/2014).
Di Malaysia, tingkat literasi keuangan masyarakatnya mencapai 66%. Sedangkan di Singapura sudah 98%. Sementara Thailand mencapai angka 73%.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Program ini diharapkan bisa mengejar ketertinggalan masyarakat Indonesia dalam hal pemahaman soal industri keuangan. "Jadi tidak hanya belajar, tapi praktik. Ada target dalam jangka menengah bisa saingi Malaysia dan Singapura," kata Titu.
Namun, dalam waktu 5 tahun masih sulit untuk menandingi angka literasi negara-negara tetangga itu. "Kondisi geografis kita berbeda. Sekitar 60% masyarakat kita ada di pedalaman, nggak bisa dikaitkan langsung dengan Singapura yang populasinya kecil," terang dia.
Namun begitu, OJK optimistis bisa menjadikan masyarakat Indonesia lebih melek keuangan dan bisa mewaspadai terjadinya tawaran-tawaran investasi ilegal. "Kalau mengerti, akan pandai memilih tawaran-tawaran," ujarnya.
(drk/hds)