Deputi Komisioner Edukasi dan Perlindungan Konsumen βSri Rahayu Widodo mengatakan, di tingkat sekolah, buku ini dijadikan salah satu materi pengajaran untuk mata pelajaran ekonomi.
"Jadi ini bukan mata pelajaran baru. Ini adalah pelengkap mata pelajaran yang sudah ada. Salah materi di dalam mata pelajaran ekonomi," jelas dia di SMP Lab School Kebayoran, Jakarta Selatan, Senin (23/2/2015).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Buku di Tingkat SMA ini akan masuk kurikulum pendidikan di semester ini di kelas 10, 11 dan 12. "UN semester ini juga, akan dimasukkan sebagai salah satu bahan untuk mata pelajaran ekonomi," sambung dia.
Sementara, untuk buku di tingkat SMP yang baru saja diluncurkan hari ini akan diujicobakan terhadap 1521 SMP di seluruh Indonesia. Sama halnya untuk tingkat SMA, buku ini dimasukkan sebagai materi pengajaran untuk mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial kelas 7, 8 dan 9.
"Kita melihat ini sebagai bagian dari Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Tim kami sedang melihat, karena sedang diujicobakan. Nanti tim kurikulum di kementerian akan melihat bagaimana efektivitas materi di buku ini," sebut Menteri Pendidikan Dasar Menengah dan Kebudayaan Anies Baswedan di lokasi yang sama.
Sementara untuk tingkat SD,β Anies mengaku saat ini pihaknya bersama OJK masih menyusun materi yang akan dimuat dalam buku tersebut.
Secara garis besar, buku-buku ini memiliki materi yang sama yakni pengenalan industri jasa keuangan dan produk-produknya. Hanya saja, muatan khsusnya akan disesuaikan dengan masing-masing level.
detikFinance sempat membaca 'Buku OJK' untuk tingkat SMP. Di dalamnya dimuat berbagai informasi dasar meliputi berbagai kegiatan ekonomi yang berkenaan dengan layanan industri keuangan dari mulai bank, asuransi hingga pasar modal dan bentuk investasi lainnya.
Pada bab perbankan, diperkenalkan bentuk-bentuk bank berdasarkan jenis kegiatan usahanya, fungsi, produk-produknya hingga cara kerja Badan Usaha Perbankan itu sendiri.
Kemudian ada bab investasi, asuransi dan pasar modal. Pada bab-bab ini dipaparkan informasi-nformasi dasar mengenai tiga sektor industri jasa keuangan tersebut.
"Prinsipnya ini untuk membekali putra-putri kita dalam memanfaatkan industri keuangan. Nantinya mereka bisa menginformasikan lagi kerabat dan orang tuanya supaya mereka terhindar dari kejahatan keuangan dan kegiatan lain di industri keuangan yang merugikan," kata Anies.
Buku ini pun dilengkapi dengan contoh-contoh aplikatif yang dapat memudahkan para siswa untuk mengerti tentang materi yang diajarkan. Seperti bagaimana membuka rekening bank, mengajukan klaim asuransi dan sebagainya.
"Jadi makin sedikit orang yang buta keuangan. Makin banyak orang yang melek keuangan. Serta makin sulit masyarakat kita dibodoh-bodohi soal keuangan," tegas dia.
(dna/ang)











































