Saat ini pemerintah punya empat bank, yaitu PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI), dan PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN).
Arahan Jokowi tersebut disambut positif oleh Direktur Utama Bank Mandiri Budi Gunadi Sadikin. Menurutnya, untuk menyatukan ATM dari bank-bank BUMN juga perlu dilakukan perubahan branding. Usulan Budi, branding-nya juga perlu disatukan, hanya ada satu branding saja.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Budi menjelaskan, inisiatif penyatuan ATM tersebut sebetulnya sudah dirancang sejak 2 tahun lalu. Wacana tersebut dilontarkan yang kemudian dioperasikan bersama melalui penggunaan jaringan ATM Bersama dan Link.
"Kita sudah operasi bersama, inisiatif itu 2 tahun lalu, sudah pernah dilontarkan dan kita sudah mulai menggabungkan ATM-ATM bank yang anggota Himbara, network-nya Link, itu dijalankan Telkom, itu sudah dijalankan 2-3 tahun lalu di mana ATM bank-bank pemerintah sudah interkoneksi, sekarang tinggal ditingkatkan," jelas dia.
Budi mencontohkan, di dalam satu pusat perbelanjaan hanya ada satu ATM bank BUMN yang bisa digunakan untuk transaksi masing-masing bank yaitu Bank Mandiri, BNI, BRI, dan BTN. Namun begitu, perlu ditingkatkan kapasitasnya agar semua nasabah terlayani dengan baik.
"Misalkan dibikin di satu mal, ada BRI, BNI, Mandiri, BTN, itu sebenarnya di mana pun sebenarnya mereka bisa gunakan, yang perlu ditingkatkan kapasitasnya karena transaksi cukup tinggi," ucap Budi.
Dia menambahkan, yang juga perlu dijaga dari penyatuan ATM bank BUMN ini adalah bagaimana pelayanan kepada nasabah bisa lebih baik.
"Yang mesti dijaga dari sisi customer service, kalau nasabah Mandiri ada masalah, dia sudah tahu mesti telepon ke mana. Tapi kalau ATM nya sudah nggak jelas punya siapa, layanan nasabahnya juga harus dipikirkan," imbuh Budi.
(drk/ang)











































