Saktinya The Fed, Bank Sentral AS yang Mengguncang Dunia

Saktinya The Fed, Bank Sentral AS yang Mengguncang Dunia

- detikFinance
Rabu, 18 Mar 2015 10:37 WIB
Foto: Reuters
Jakarta - Bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve/The Fed akan melakukan pertemuan membahas arah kebijakan moneter Negeri Paman Sam. Pertemuan ini sangat mempengaruhi pergerakan pasar keuangan dunia.

Investor cenderung menahan diri membuat bursa Wall Street kurang bergairah dan berakhir mixed. Indeks Dow Jones turun 128,34 poin (0,71%) menjadi 17.849,08. Sedangkan Indeks S&P500 melemah 6,91 poin (0,33%) ke posisi 2.074,28. Namun Indeks Nasdaq masih mampu mencatat kenaikan tipis 7,93 poin (0,16%) menjadi 4.937,44.

Wall Street yang mixed menular ke bursa regional. Investor sepertinya cenderung menahan diri menanti kejelasan dari The Fed. Terlihat dari aktivitas yang agak lesu, tidak ada kenaikan atau penurunan signifikan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tidak hanya bursa saham, pasar komoditas pun terpengaruh gara-gara The Fed. Harga emas dunia turun sampai ke posisi US$ 1.142,86/troy ons yang merupakan titik terendah sejak 4 bulan terakhir.

"Kami memperkirakan harga emas akan turun lagi bila The Fed mencabut pernyataan 'sabar'. Harga emas bisa turun ke US$ 1.058/troy ons," kata Naeem Aslam, Analis AvaTrade, seperti dikutip dari Reuters, Rabu (18/3/2015).

Ya, dalam pertemuan terakhirnya The Fed memang menyatakan masih akan bersabar untuk menaikkan suku bunga. Bila dalam pertemuan ini kata 'sabar' hilang, maka bersiaplah untuk kondisi pasar yang semakin 'liar'.

Kenaikan suku bunga The Fed Fund Rate, yang sudah diwacanakan sejak entah kapan, diperkirakan semakin dekat. Beberapa waktu lalu, Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo mengatakan bahwa kemungkinan kenaikan suku bunga di AS akan naik paling cepat pertengahan 2015.

"Kelihatannya karena ekonomi AS yang membaik di sisi unemployment (ketenagakerjaan), inflasi, membuat keyakinan bahwa penyesuaian (suku bunga) akan dilakukan pada Juni sampai September," ungkap Agus.

Mengapa The Fed begitu 'sakti' sehingga bisa menentukan perekonomian seluruh dunia? Setidaknya ada 2 jawaban. Pertama adalah ukuran ekonomi AS, yang masih jadi nomor satu di dunia.

Menurut US Bureau of Economic Analysis (BEA), perekonomian AS yang diukur dari Produk Domestik Bruto (PDB) per 2014 mencapai US$ 17.418,3 triliun. Bila dirupiahkan, nilainya sekitar Rp 226.437.900.000.000.000.000. Entah bagaimana cara menyebutkan angka ini, tapi yang jelas sangat jauh dibandingkan PDB Indonesia yang 'hanya' Rp 10.542,7 triliun.

Kondisi ini dipertegas dengan faktor kedua, yaitu saat ini AS seakan menjadi satu-satunya ekonomi yang membaik. 'Lawan-lawan' AS seperti negara-negara Eropa, Jepang, atau China tengah melambat. Pertumbuhan ekonomi, inflasi, sampai angka pengangguran di AS terus membaik sementara di negara-negara lain cenderung stagnan atau bahkan naik.

"Fenonemena penguatan dolar secara global karena dolar ini sedang tidak punya lawan. Kalau dulu ada euro, yen, dan to some extent yuan," kata Bambang Brodjonegoro, Menteri Keuangan, beberapa waktu lalu.

Situasi seperti ini yang membuat The Fed menjadi di atas angin dan bisa menentukan arah perekonomian dunia. 'Kesaktian' The Fed mungkin masih akan bertahan sampai AS bukan lagi negara paling digdaya di dunia.

(hds/dnl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads