Hari ini, detikFinance dan sejumlah awak media berkesempatan berkunjung ke pabrik Peruri yang berlokasi di Parung Mulya, Karawang, Jawa Barat,
Pabrik yang berdiri di atas lahan seluas 202 hektar ini dijaga ketat oleh aparat keamanan. Tak sembarang orang bisa masuk, apalagi yang tak punya kepentingan. Beberapa dari mereka ada yang membawa senjata lengkap.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Contohnya di gedung percetakan uang kertas. Di depan gedung, petugas keamanan datang menyambut. Sebelum masuk, barang-barang bawaan harus disimpan di loker yang sudah disediakan.
Pengunjung pun tak diperkenankan membawa telepon genggam atau ponsel, dan barang-barang lain. Tak hanya itu, sebelum masuk melihat bagaimana proses produksi uang tersebut, uang milik pengunjung yang dibawa harus ditaruh di dalam loker. Pengunjung hanya membawa 'badan' saja
"SOP-nya (standard operating procedure) begitu," ujar salah seorang staf Peruri, Senin (6/4/2015).
Karyawan di divisi percetakan uang kertas yang jumlahnya mencapai lebih dari 1.000 ini tampak serius melakukan pekerjaannya. Ada yang bertugas mengoperasikan mesin, memeriksa hasil uang, menghitung, dan sebagainya. Salah sedikit, uang itu pun menjadi tak berharga.
Setelah selesai melakukan kunjungan, satu persatu pengunjung dipersilakan masuk ke dalam ruang penggeledahan. Pria dan wanita dipisahkan dalam sebuah ruangan penggeledahan tertutup, yang di dalamnya sudah ada petugas keamanan. Petugas keamanan itu akan menggeledah seluruh bagian tubuh hingga menyuruh kita untuk membuka sepatu. Di ruangan itu pun terdapat CCTV yang menurut informasi selalu diaudit setiap 3 bulan sekali.
Tak hanya gedung percetakan, di areal pabrik yang mempekerjakan 2.600 pegawai ini juga masih ada beberapa areal yang kosong yang ditumbuhi pepohonan rindang, aliran kali kecil, hingga hamparan rumput hijau.
(zul/dnl)