"Perkembangan tersebut disebabkan oleh peningkatan pengeluaran untuk pembayaran utang luar negeri pemerintah serta penggunaan devisa dalam rangka stabilisasi nilai tukar rupiah sesuai dengan fundamentalnya. Hal tersebut sejalan dengan komitmen Bank Indonesia yang telah dan akan terus berada di pasar untuk melakukan upaya stabilisasi nilai tukar rupiah guna mendukung terjaganya stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan," demikian keterangan Deputi Direktur Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI), Andiwiana, Jumat (6/11/2015).
Posisi cadangan devisa per akhir Oktober 2015 tersebut, lanjut Andi, masih cukup membiayai 7,1 bulan impor atau 6,6 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
(dnl/hen)