PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) menargetkan bisa menyalurkan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) untuk 700.000 unit rumah di tahun 2016. Berbagai upaya pun dilakukan perusahaan untuk memuluskan pencapaian target tersebut.
BTN pun berencana meningkatkan kualitas layanannya dengan merambah layanan yang memanfaatkan teknologi informasi.
"Kami berencana melakukan digitalisasi layanan kami. Jadi nantinya semua produk pembiayaan, pengajuan, pengecekan status pembiayaan dan sebagainya bisa lewat online," ujar Direktur Utama BTN Maryono usai RUPSLB BTN, di Kantor BTN, Jakarta, Kamis (7/1/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nasabah pun bisa memantau sendiri sisa angsuran yang menjadi tanggung jawabnya serta memperoleh berbagai informasi layanan yang diberikan oleh bank BTN secara online.
"Bisa cek dari HP (telepon genggam), dari PC di rumah. Ajukan KPR bisa online. Kita menuju digitalisasi layanan supaya masyarakat lebih mudah," tutur dia.
Gandeng Telkom
Untuk memuluskan proses digitalisasi tersebut, BTN menggandeng perusahaan telekomunikasi pelat merah PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk (Telkom). Hal ini dimaksudkan untuk menekan biaya yang diperlukan.
"Untuk digitalisasi kita butuh server dan data center yang kapasitasnya sangat besar. Kalau bangun sendiri kita bisa habiskan US$ 150-200 juta (Rp 2,07-2,76 triliun, kurs Rp 13.800/US$). Makanya kita pilih outsourcing saja, kita sewa data center punya PT Telkom," ujar Direktur BTN Adi Setianto.
Dengan kerjasama tersebut, BTN tidak perlu membangun sendiri data center-nya, namun cukup membayar biaya operasional secara bulanan.
"Kita tinggal bayar biaya operasi saja Rp 8 miliar per bulan. Jadi jelas sekali efisiensinya," jelas dia.
Selain pertimbangan biaya, kerja sama dengan PT Telkom sendiri dilakukan dengan pertimbangan waktu. Menurutnya, layanan digital perbankan sudah sangat mendesak saat ini.
"Kalau kita bangun sendiri itu makan waktu 2 tahun. Sementara kebutuhan sudah sangat mendesak. Kalau Telkom kan fasilitasnya sudah ada, kita tinggal pakai. Mereka punya di Surabaya, BSD dan Sentul. Kita sudah tanda tangan kerjasama, Februari 2016 sudah bisa jalan memakai data center yang di Surabaya," pungkas dia.
(dna/drk)