Regulasi yang akan diterbitkan memuat persyaratan mengenai pembukaan jaringan kantor dengan menurunkan perhitungan alokasi modal inti bagi bank supaya meningkatkan tingkat efisiensinya.
"Kalau tidak besok (Jumat) awal minggu depan kita luncurkan," terang Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Nelson Tampubolon saat jumpa pers di kantor OJK, Jakarta, Kamis (28/4/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pihaknya kini tengah disibukkan meelakukan sosialisasi ke perbankan sebelum insentif ini dirilis. Dengan demikian insentif ini dapat segera dimanfaatkan oleh seluruh perbankan, baik konvensional maupun syariah.
"Kita butuh sosialisasi ke Industri terlebih dahulu," tutur Nelson.
Namun pihaknya menjamin bahwa penerapan insentif ini akan dilakukan dalam waktu dekat agar cita-cita suku bunga menjadi single digit dapat tercapai.
"Tapi mengenai kapan ditetapkan ini, akan segera mungkin," pungkas Nelson.
Bank Masih Rajin Ekspansi
OJK percaya insentif yang diberikan kepada perbankan akan dimanfaatkan dengan baik. Sebab, OJK memprediksi perbankan dalam negeri masih rajin ekspansi.
"Setiap tahun pertumbuhan jaringan kantor masih tetap menarik bagi bank-bank," terang Nelson.
Peredaran uang di luar perbankan saat ini dianggap masih cukup tinggi. Hal inj dikarenakan belum banyaknya kantor cabang yang menyentuh daerah-daerah terpencil.
"Seperti sering dengar ada banyak duit yang beredar di masyarakat tidak masuk sistem. Salah satu penyebabnya jaringan kantor tidak tersedia," ujar Nelson.
Dengan adanya kemudahan izin pembukaan kantor cabang, OJK berharap akses masyarakat untuk menempatkan dananya di bank bisa tercapai.
"Potensi tambahan dana pihak ketiga yang bisa dimanfaatkan masih tetap besar. Semakin jaringan kantor luas tentunya semakin mudah masyarakat menempatkan dananya di bank," tutur Nelson.
Namun, OJK masih tetap mempertimbangkan berbagai persyaratan pembukaan kantor cabang agar dapat mengetahui potensi dan kelayakan di suatu daerah tertentu.
"Yang kita ngga mau sembarangan buka kantor tanpa hitung-hitungan. Begitu dibuka tapi no feasebility rugi tempat, orang, juga jaringan teknologi kan butuh biaya," tutuo Nelson. (ang/ang)











































