Interest income atau pendapatan bunga menyumbang lebih dari 80% atas total pendapatan, tercatat mengalami kenaikan dari sebesar Rp 20,08 triliun di triwulan I-2015 menjadi Rp 21,84 triliun di triwulan I tahun 2016.
Sedangkan sumber pendapatan lainnya berasal dari pendapatan non bunga yang mencapai Rp 3,91 triliun atau tumbuh sebesar 29,55% dari periode yang sama sebelumnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, kualitas kredit Bank BRI atau rasio non performing loan (NPL) untuk NPL netto berada di level 0,59% dan NPL gross di level 2,22%, atau jauh di bawah ambang batas yang ditetapkan oleh regulator yakni 5%.
Sedangkan dari sisi funding, total Dana Pihak Ketiga (DPK) yang berhasil dihimpun perseroan mengalami peningkatan dari sebesar Rp 587,73 triliun di triwulan I 2015 menjadi Rp 631,78 triliun di triwulan I.
Terkait dengan Cost of Fund (COF), di triwulan I ini bank berkode BBRI itu berhasil menurunkan COF sebanyak 76 bps menjadi 3,98%. Turunnya COF tersebut merupakan hasil dari upaya perbaikan funding structure yang dilakukan perseroan, di mana komposisi Current Account Saving Account (CASA) atau dana murah terhadap total Dana Pihak Ketiga (DPK) tercatat tumbuh dari 51,74% di triwulan I-2015 menjadi 56,54% di triwulan I-2016.
Sebagai informasi, hingga akhir Maret 2016, CASA BRI tercatat tumbuh sebesar 17,47% yoy menjadi Rp 357,19 triliun. Selain itu, BRI juga berhasil menjaga posisi permodalan yang solid dengan rasio kecukupan modal (CAR) tercatat sebesar 19,49% pada Maret 2016.
Return on Asset (ROA) berada di level 3,65% serta Return on Equity (ROE) di level 26,55%. Terkait dengan likuiditas, rasio kredit terhadap dana pihak ketiga (LDR) berada di posisi 80,81% di akhir triwulan I-2016.
Dengan kinerja positif di awal tahun, perseroan optimis, realisasi kinerja hingga akhir tahun nanti dapat tercapai sesuai dengan target yang telah ditetapkan.
(ang/dnl)