"Jadi sebetulnya tidak terlalu jauh dengan apa yang di survey Bank Indonesia. Di minggu ke 4 masih 0,19% terus ini 0,24%. Yoy 3,3% (Mei) sedangkan bulan (April) lalu 3,6% jadi ini menunjukkan bahwa perkembangan inflasi cukup terjaga hingga akhir Mei," jelas Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo di Grand Ballroom Hotel Indonesia Kempinski, Jakarta Pusat, Rabu (1/6/2016).
Pihaknya menambahkan bahwa inflasi yang akan terjadi pada bulan puasa dan lebaran perlu diwaspadai lebih dalam lagi. Terlebih pada bulan Juli juga dibarengi dengan masuknya tahun ajaran baru yang biasanya diikuti peningkatan belanja masyarakat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mengantisipasi tingginya inflasi pada bulan puasa dan Lebaran, pemerintah dan berbagai lintas kementerian terus berupaya mengendalikan harga komoditas di pasar.
"Saya mengikuti bahwa pemerintah terus sudah berkoordinasi dan mengajak Pemda mengendalikan harga pangan yang bergejolak. Dan pada bulan puasa ini harga-harga terkendali, jadi saya sambut baik," tutur Agus.
Distribusi pangan dan berbagai komoditas juga perlu dipastikan merata di berbagai daerah. Apabila terjadi kelangkaan suatu barang di suatu daerah maka diperkirakan dapat menyumbang inflasi.
"Jadi tentu tantangan kita bagaimana pangan tersedia dalam jumlah cukup. Distribusi dilakukan dengan baik dan harga yang terjangkau, ini yang perlu diantisipasi," imbuh Agus.
Selain itu potensi hadirnya La Nina pada semester II-2016 juga perlu diwaspadai mengingat fenomena tersebut bisa membuat tanaman gagal panen.
"Kita melihat di semester kedua ada resiko terjadi La Nina, yaitu periode basah yang bisa membuat tanaman pangan seperti hortikultura gagal panen dan mengakibatkan tekanan harga," ucap Agus.
Kendati demikian, besaran inflasi hingga akhir tahun 2016 masih sesuai dengan target pemerintah yaitu dari 3% sampai 5%.
"Secara umum kita masih dengan target pemerintah yaitu inflasi di akhir tahun 2016 ada di 4% plus minus 1%," tutup Agus. (ang/ang)











































