"Banyak orang Papua Nugini yang belanja di Skow (Jayapura). Karena nggak ada money changer waktu itu, mereka sulit mendapatkan rupiah akhirnya mereka belanja pakai kina (mata uang PNG)," kata Deputi Gubernur Bank Indonesia Ronald Waas di Kantor Perwakilan Wilayah BI Batam, Batam, Sabtu (13/8/2016).
Kondisi ini bukan hanya menimbulkan masalah bagi pemerintah Indonesia karena menjadi banyak uang asing beredar di tanah air dan mengancam keberadaan rupiah terutama dalam transaksi di wilayah perbatasan, tetapi juga menimbulkan masalah bagi Pemerintah Papua Nugini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di sini lah peran money changer penting untuk disediakan di wilayah-wilayah perbatasan. "Makanya, memang harus dibuka semacam loket begitu, untuk penukaran uang di perbatasan," sambung dia. (ang/ang)