"Saya belum lihat angkanya, tapi trennya memang perdagangan kita, ekspor-impor. Ekspor Indonesia itu kan 70% isinya komoditas. Mungkin sekitar 50% isinya non migas dan 20% sisanya adalah gas. Jadi jika ada recovery dan pemulihan di harga komoditas tambang dan perkebunan, ditambah dengan harga ekspor gas membaik, maka ekspor ada kenaikan. Tapi memang bukan suatu kenaikan yang signifikan," ungkap Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI), Mirza Adityaswara, ketika ditemui di Gedung BI, Thamrin, Jakarta, Senin (12/9/2016).
Surplus neraca perdagangan ini akan mendukung kinerja transaksi berjalan. BI akan terus mencermati perkembangan ekonomi global dan domestik, yang dapat mempengaruhi kinerja neraca perdagangan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada kesempatan itu, Mirza mengatakan, BI mengaprsiasi langkah pemerintah melakukan penyehatan anggaran dengan cara memangkas anggaran belanja, guna mencegah lonjakan defisit.
"Itu suatu tindakan yang positif. Sehingga stabilitas terjaga. Yang penting kalau stabilitas kurs, ekonomi terjaga maka sektor usaha bisa lakukan usaha dan nantinya bisa rekrutmen tenaga kerja," jelasnya. (wdl/wdl)