"Sampai 2018 target kita masih ada lima lagi SPRINT yang mau diluncurkan. Yang sudah (diluncurkan) tiga, bancassurance itu bulan Juli 2016, kemudian hari ini ada dua, reksa dana sama Akuntan Publik (AP) dan Kantor Akuntan Publik (KAP). Kemudian nanti itu ada merger, IPO (Initial Public Offering), penerbitan obligasi," ungkap Kepala Pengawas Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Nurhaida di Kantor Pusat OJK, Jakarta, Senin (19/12/2016).
Dirinya mengungkapkan, untuk SPRINT obligasi, pihak perbankan yang akan menerbitkan obligasi akan dilakukan lebih cepat dan efisien.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi dokumen tidak harus dobel, waktunya tidak harus saling menunggu. Itu menjadi satu proses melalui sistem dan itu sangat mempercepat proses penyelesaian perizinannya baik dari sisi penerbitan obligasinya maupun bank yang akan menerbitkan obligasi," lanjut dia.
Tidak jauh berbeda, kata Nurhaida, untuk SPRINT IPO, juga akan dilakukan hal yang serupa supaya proses perizinan dan registrasi juga menjadi lebih cepat dan efisien.
"Misalkan bank mau IPO kan dari perbankan harus mendapatkan persetujuan karena akan mengubah kepemilikan saham, ketika penawaran saham ke publik. Ini juga akan dijadikan satu," tutur dia.
Kendati demikian, Nurhaida masih enggan memberi tahu terkait kapan pastinya OJK bakal mengeluarkan sistem tersebut. Dirinya hanya mengatakan akan secepatnya mengeluarkan sistem itu. (drk/drk)











































