Direktur Eksekutif Kepala Departemen Pengelolaan uang, BI, Suhaedi mengatakan sejak Januari Peruri telah berhenti mencetak rupiah desain lama. Melainkan sejak Januari telah mencetak rupiah desain baru atau Tahun Emisi 2016.
Meski begitu, masih masyarakat banyak yang mempertanyakan mengapa belum banyak uang desain baru yang diterima. Suhaedi menyatakan karena proses pencetakan uang oleh Peruri dilakukan secara bertahap.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia mengimbau kepada masyarakat untuk bersabar menunggu hingga rupiah desain baru itu tersebar. Sementara sambil menunggu ia mengatakan uang rupiah desain lama masih bisa dipakai untuk dijadikan alat transaksi secara sah.
"Masyarakat sabar dulu karena kita masih mengirim uang, jumlahnya terbatas, uangnya yang lama masih bisa dipakai," ujar Suhaedi.
Ia mengatakan, dari Rp 7 triliun itu telah disebarkan ke seluruh Indonesia menggunakan alat transportasi laut, darat, dan udara. BI telah mengirimkan ke 44 kantor cabang di daerah untuk disebarkan di wilayah dalam rangka untuk memenuhi kebutuhannya.
Sementara itu, jumlah uang desain baru yang ada saat ini tidak bisa langsung menggantikan jumlah uang lama atau tahun emisi sebelumnya karena jumlahnya belum setara banyak dengan rupiah desain lama untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Sehingga rupiah tahun emisi sebelumnya masih berlaku saat ini.
Nantinya, jika jumlah uang baru sudah mampu memenuhi kebutuhan nasional maka otomatis akan menggantikan rupiah desain lama. Meski begitu, yang terpenting menurut Suhaedi kebutuhan masyarakat di daerah terpenuhi, tidak harus tergantung uang baru.
"Yang penting uang ada di masyarakat. Kebutuhan uang masyarakat dapat dipenuhi baik dalam uang emisi 2016 maupun dari tahun sebelumnya yang masih berlaku. Tugasnya BI menyediakan uang rupiah dengan jumlah yang cukup dan layak edar," imbuhnya. (ang/ang)











































