Direktur Utama BNI Multifinance, Suwaluyo, mengatakan kenaikan laba ini ditopang oleh langkah perbaikan yang dilakukan direksi baru. Ia mengaku baru bergabung di BNI Multifinance sekitar Oktober 2015 lalu, dia melakukan beberapa upaya penyelamatan dimulai dari pembenahan manajemen.
Dalam upaya penyelamatan manajemen, BNI Multifinance hanya memiliki karyawan 80 secara total baik di cabang dan pusat. Namun, dari 80 orang itu hanya 6 orang yang menduduki kursi marketing sehingga dia mengubah struktur organisasinya dengan menambah 18 orang marketing untuk berjualan menawarkan jasa kredit.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kemudian, karyawannya diberikan training dengan bekerjasama dengan perusahaan induk BNI. Setelah itu dia meminta karyawannya magang di induk BNI untuk mempelajari bagaimana berkomunikasi dengan debitur dan lainnya.
Setelah itu, beberapa kantor cabang BNI Multifinance yang tadinya terpisah dengan kantor cabang Induk BNI dijadikan satu untuk efisiensi biaya. BNI Multifinance juga memanfaatkan data nasabah BNI induk yang memiliki track record yang baik, serta penyaluran kredit secara selektif untuk mencegah non performing loan meningkat.
Selain itu, BNI Multifinance juga bekerjasama dengan beberapa perusahaan agar BUMN dan BUMD. Nantinya karyawan perusahaan tersebut bisa mengajukan kredit ke BNI Multifinance dengan skema payroll atau potong gaji.
Awalnya pada Oktober 2015 aset BNI Multifinance Rp 140 miliar, pada Desember 2015 naik menjadi Rp 177 miliar. Lalu, pada akhir 2016 aset BNI meningkat menjadi Rp 517 miliar. (dna/dna)











































