Plt Direktur Eksekutif Eximbank Susiwijono Moegiarso menjelaskan penurunan tipis laba bersih tersebut lantaran adanya perlambatan ekonomi dunia. Tercatat pertumbuhan ekonomi dunia turun dari 3,2% di 2015 menjadi 3,1% di 2016.
"Jadi terkait kondisi perekonomian Amerika Serikat (AS) juga, ketidakpastian Brexit (keluarnya Inggris dari Uni Eropa). Kondisi global secara keseluruhan masih melambat," tuturnya di Kantor Indonesia Eximbank, Jakarta, Rabu (15/3/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal itu juga membuat adanya penurunan nilai ekspor di sepanjang 2016. Badan Pusat Statistik mencatat total nilai ekspor Indonesia sepanjang 2016 turun 3,95% dari US$ 150,4 miliar menjadi US$ 144,4 miliar.
"Global trade yang turun juga karena harga komoditas yang turun. Sehingga 2016 masih terjadi penurunan ekspor. Walaupun di kuartal IV 2016 rebound tapi belum mampu mendorong secara total," imbuhnya.
Sementara untuk pembiayaan yang dilakukan Indonesia Eximbank sepanjang 2016 sebesar Rp 88,53 triliun. Angka tersebut naik 18,31% dari 2015 sebesar Rp 74,83 triliun. Dari total pembiayaan tersebut 84,96% disalurkan secara konvesional dan 15,04% berdasarkan prinsip syariah.
"Kalau segmen itu 88,08% ke korporasi dan sisanya UKME (usaha kecil dan menengah ekspor). Sektor UKME naik pembiayaannya 44,54% dari Rp 7,27 triliun menjadi Rp 10,5 triliun," terangnya.
Sayangnya rasio kredit bermasalah (non performing loang/NPL) Indonesia Eximbank mengalami kenaikan. NPL gross naik dari 3,55% menjadi 3,99%.
Sementara total aset Indonesia Eximbank hingga akhir 2016 mencapai Rp 100,67 triliun. Total aset itu meningkat 18,47% dari 2015 sebesar Rp 84,97 triliun. (dna/dna)











































