Hal ini disampaikan oleh Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia, Mirza Adityaswara, di Kantor Pusat BI, Jakarta, Jumat (24/3/2017). Yield yang dipatok juga lebih rendah.
"Kan ada global sukuk issuence, oversubscribe sampai 4 kali dengan yield yang lebih rendah dibanding Desember," ungkapnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Situasinya Fed naik, terus ada juga perubahan kepemimpinan di AS yang orang anggap itu lebih berisiko dari eksternal," ujarnya.
Baca juga: Sri Mulyani Incar Utang US$ 2 Miliar dari Penerbitan Sukuk Global
Mirza memastikan indikasi tersebut menandakan ekonomi Indonesia sangat menarik bagi investor. Baik dari sisi pertumbuhan ekonomi yang di atas 5%, inflasi 3,02% hingga defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD) di sekitar 2% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).
"Artinya, persepsi terhadap Indonesia semakin baik. Meskipun tantangan eksternal sebenarnya tidak semakin reda," tegas Mirza. (mkj/hns)