Saham Bank Mandiri Kian Merosot

Gara-gara Kredit Macet

Saham Bank Mandiri Kian Merosot

- detikFinance
Selasa, 26 Apr 2005 11:07 WIB
Jakarta - Kasus kredit macet yang membelit Bank Mandiri berdampak luas pada harga sahamnya. Dalam kurun waktu sekitar 3,5 bulan terakhir ini, Saham Bank Mandiri kian tergerus hingga 24,64 persen. Dalam catatan detikcom, saham PT Bank Mandiri tbk (BMRI) pada perdagangannya awal tahun pada 3 Januari 2005 lalu masih berada di level Rp 1.880. Namun pada Senin (25/4/2005) kemarin, harga saham Bank Mandiri terpuruk hingga di level Rp 1.420, atau berarti telah turun 24,64 persen. Sementara pada saa IPO, harga saham Bank Mandiri di level Rp 675, dan sempat mencapai level tertinggi Rp 2.050 pada 6 Januari 2005 lalu. Dengan penurunan saham tersebut, maka kapitalisasi pasar Bank Mandiri juga terus merosot. Dengan perhitungan modal ditempatkan dan disetor penuh sebanyak 20,132 miliar lembar saham, maka kapitalisasi saham Bank Mandiri hanya tersisa sekitar Rp 28,315 triliun. Jumlah ini sangat jauh dibandingkan kapitalisasi pasar Bank Mandiri pada 3 Januari lalu yang mencapai Rp 33,7 triliun. Penurunan harga saham yang cukup tajam tersebut menurut Fendi Susiyanto, head of preferred banking Bank Permata, disebabkan karena investor tengah fokus mencermati kasus kredit macet hingga Rp 1 triliun di Bank Mandiri. Selain itu juga dipicu kondisi pasar global yang tengah gonjang-ganjing.Fendi menilai, secara keseluruhan, kondisi Bank Mandiri sebenarnya cukup baik. Meski didera kasus kredit macet, sebenarnya investor tidak perlu khawatir karena Bank mandiri telah melakukan pencadangan, sehingga kinerja keuangan tidak terpengaruh. Namun menurut Fendi, kadangkala investor jangka pendek tidak melihat hal tersebut, tapi melihat kasus yang ada saat ini karena khawatir akan mempengaruhi kienrja perseroan. "Siapapun direksi dan apapun kasus yang dialami sebenarnya tidak mempengaruhi kinerja keuangan perbankan, karena biasanya mereka melakukan provisi hingga 100 persen," ujarnya.Fendi menegaskan, adanya kasus kredit macet tersebut menandakan implementasi Good Corporate Governance (GCG) belum diterapkan secara maksimal. Yang harus dilakukan Bank Mandiri saat ini menurut dia, adalah mengimplementasikan GCG secara benar, sehingga pemberian kredit yang disalurkan bisa lebih baik. Penerapan GCG yang lebih ditingkatkan, kata Fendi, bisa meningkatkan kredibilitas Bank Mandiri setelah dihantam kasus kredit macet yang cukup besar.Fendi melihat investor asing yang sebagian memegang saham Bank Mandiri, tidak melakukan pelepasan secara besar-besaran. Pasalnya, mereka menilai saham Bank Mandiri punya potensi untuk terus karena kinerja yang ditunjukkan dari tahun ke tahun selalu mengalami perbaikan. Selanjutnya Fendi menilai saat ini merupakan waktu yang tepat untuk membeli saham Bank Mandiri karena valuasinya yang sangat murah. Mengenai turunnya kapitalisasi pasar, menurut Fendi, hal tersebut terjadi seiring tuunnya harga saham, dimana kapitalisasi pasar dihitung berdasarkan jumlah saham yang beredar dikalikan harga saham pada saat itu. Bank plat merah terbesar di Indonesia ini tengah berencana melakukan RUPS pada 16 Mei 2005, dimana salah satu agendanya adalah mengganti direksi. Perseroan juga berencana menambah 2 jabatan direksi untuk direktur micro finance dan direktur IT. Saat ini kepemilikan saham Bank Mandiri adalah pemerintah (69,51 persen), dan publik (30,49 persen). Saham Bank Mandiri pada sesi I perdagangan hari ini mulai rebound dengan naik Rp 20 menjadi Rp 1.440. Fitch Prihatinkan Kasus Kredit MacetSementara itu Lembaga pemeringkat internasional, Fitch memprihatinkan masalah kredit macet di Bank Mandiri yang mencapai triliunan. Namun Fitch masih belum memikirkan untuk pengaruhnya terhadap peringkat Bank Mandiri.Saat ini Bank Mandiri memperoleh peringkat dari Fitch untuk utang jangka panjang dalam valas maupun Rupiah BB minus, dan untuk utang jangka pendek dalam valas B. Sementara peringkat individunya C/D dan peringkat pendukung '4'.Berbagai pertimbangan Fitch untuk belum mengubah peringkat Bank Mandiri adalah adanya pencadangan yang dilakukan Bank Mandiri atas kredit macet, serta adanya jaminan atas kredit-kredit macet itu. Fitch juga menilai kinerja Bank Mandiri terus menunjukkan peningkatan, dimana pada tahun 2004 lalu berhasil mencatat laba hingga Rp 5 triliun. Selain itu, pemerintah sebagai pemegang saham mayoritas Bank Mandiri juga diyakini akan memberikan dukungan atas kasus ini dan akan memberi penyelesaian yang baik. (qom/)

Hide Ads