Menanggapi hal tersebut Ekonom PT Samuel Sekuritas Lana Soelistianingsih mengatakan pada Juni apalagi ada momen lebaran masyarakat memang akan mengurangi pengambilan kredit karena sudah beralih untuk membelanjakan dana.
"Kalau kredit melambat di Juni itu wajar. Adanya momen hari raya membuat orang atau pelaku usaha untuk mengerem kredit," ujar Lana saat dihubungi detikFinance, Jumat (4/8/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: BI: Pendapatan Kelas Menengah ke Bawah Turun |
Menurut Lana perlambatan kredit tersebut dikhawatirkan terindikasinya perlambatan kegiatan usaha. "Kalau penyaluran kredit itu kan ada jeda waktu 3 bulan, jadi ini dikhawatirkan akan ada melambatnya kegiatan usaha nasional," ujar dia.
Karena itu untuk mengurangi risiko tersebut maka pemerintah perlu segera merealisasikan belanjanya lebih cepat untuk pembangunan. "Biasanya pelaku usaha itu antisipasi kegiatan usahanya 3 bulan sebelumnya," jelas Lana.
Sekedar informasi penyaluran kredit perbankan nasional pada Juni 2017 tercatat Rp 4.518 triliun atau tumbuh 7,6% lebih rendah dibandingkan periode Mei 2017 8,6%.
Dari data uang beredar yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia (BI) berdasarkan jenis penggunaan, perlambatan pertumbuhan kredit perbankan terjadi pada kredit modal kerja (KMK) dan kredit investasi.
Direktur Departemen Komunikasi BI Arbonas Hutabarat mengatakan untuk KMK tercatat tumbuh 6,9% year on year (yoy), lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya yang tumbuh 8,5% yoy.
Sejalan dengan hal tersebut, kredit investasi mengalami perlambatan pertumbuhan dari 7,9% yoy pada Mei 2017 menjadi 6,1%.
"Melambatnya pertumbuhan kredit modal kerja (KMK) terjadi karena mulai lemahnya kredit yang disalurkan ke hotel dan restoran, sektor keuangan dan real estate dan jasa perusahaan yang masing-masing dari 6,7% dan 18,5% menjadi 4,3% dan 17,1%," kata Arbonas dalam keterangan tertulis.
Kemudian untuk perlambatan pertumbuhan kredit investasi terutama terjadi pada sektor industri pengolahan serta sektor perdagangan.
Sementara itu untuk kredit konsumsi tercatat Rp 1.306,2 triliun atau tumbuh 9,9% dibandingkan periode Mei 2017 9,5%. Pertumbuhan tersebut terjadi karena adanya penyesuaian dengan periode Idul Fitri pada 2017. (mkj/mkj)











































