Direktur Utama Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo mengungkapkan belum sesuainya kondisi ekonomi dengan harapan disebabkan masih melemahnya harga komoditas. Selain itu, Indonesia saat ini juga tengah alami pergeseran industri manufaktur ke industri jasa.
"Memang kita tahun lalu banyak terdorong harga komoditas, batu bara, CPO membaik, tahun ini batu bara trennya menurun. Memang kita lagi shifting ekonomi kita dari komoditas ke manufacturing sama services," kata Tiko di sela Seminar dengan tema The Impact on the Digital Era on Business Strategy and Conducts di Pullman Hotel, Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis (10/8/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, adanya perubahan pola konsumsi di masyarakat juga mempengaruhi angka pertumbuhan ekonomi pada kuartal II kemarin. Tiko menyebutkan, saat ini orang tak hanya sekadar membeli kebutuhan pangan saja, juga kebutuhan perjalanan seperti tiket pesawat dan kereta api.
"Pola konsumsi kan berubah, orang tadinya beli bahan pokok, sekarang beli untuk tourism (pariwisata) kereta api, pesawat. Pergeseran ini kalau bisa dilihat enggak akan cepat dan butuh waktu," ujar Tiko.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan juga perlu didorong oleh sektor jasa dan digital ke depan, tidak bisa hanya menggantungkan di satu sektor saja.
Tiko juga memperkirakan pertumbuhan ekonomi dalam waktu dekat ini cenderung stagnan karena sebagian besar daerah masih mengandalkan komoditas.
"Pertumbuhan kita akan lebih flat dulu, nanti ke depan digital sektor punya daya dorong tinggi. Nanti mulai naik 2-3 tahun ini," kata Tiko. (ara/mkj)











































