Belum Mau Turunkan Uang Muka, Multifinance: Risikonya Masih Tinggi

Belum Mau Turunkan Uang Muka, Multifinance: Risikonya Masih Tinggi

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Rabu, 16 Agu 2017 10:23 WIB
Foto: Citra Fitri Mardiana
Jakarta - Ekonomi Indonesia saat ini dinilai sedang mengalami kelesuan karena daya beli yang menurun. Mulai dari perbankan sampai multifinance mengerem laju pembiayaan untuk mengurangi risiko kredit bermasalah.

Presiden Direktur PT Astra Sedaya Finance Jodjana Jody mengatakan, saat ini ekonomi memang sedang lesu. Karena itu perusahaan pembiayaan lebih berhati-hati dalam menyalurkan kredit.

"Kami hati-hati karena kalau kami memacu kredit di tengah kelesuan ekonomi seperti ini, misalnya kami turunkan uang muka maka bisa jadi kontra produktif," kata Jodjana saat dihubungi detikFinance, Selasa (15/8/2017).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia menjelaskan, saat ini uang muka dan suku bunga dinilai sudah cukup rendah. Sehingga jika stimulus dilakukan maka dikhawatirkan bisa meningkatkan rasio kredit bermasalah.

"Kami belum mau turunkan, karena risiko macetnya tinggi," ujar dia.

Dia mengatakan, untuk mendorong daya beli maka pemerintah harus segera mempercepat belanja agar multiplier effect bisa segera jalan.

PT Federal International Finance (FIF) yang bergerak di pembiayaan kendaraan bermotor roda dua mengungkapkan saat ini meskipun ekonomi lesu tapi tidak diperlukan stimulus untuk mendorong penyaluran.

"Aturan down payment yang ada sekarang ini sudah bagus, belum perlu stimulus lagi. Kalau uang muka diturunkan, ada risiko kredit bermasalah," kata Direktur FIF Hendry Christian.

Hendry mengatakan, saat ini belum ada rencana untuk menurunkan bunga. Perseroan hanya melakukan strategi dengan program pemasaran yang atraktif, layanan pelanggan yang baik dan hubungan kerja sama dengan dealer yang baik. (ang/ang)

Hide Ads