DPR menilai, bank harus memberikan insentif kepada masyarakat untuk mendorong penggunaan metode pembayaran non tunai.
Menanggapi hal tersebut Direktur PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) Randi Anto menjelaskan, kartu uang elektronik tidak bisa digratiskan selamanya. Hal ini karena dalam menjalankan bisnis, bank juga memiliki perhitungan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau untuk periode tertentu, dalam rangka promosi atau event ya bisa gratis. Tapi kan bank juga memiliki biaya produksi dan biaya lainnya," kata Randi saat dihubungi detikFinance, Kamis (12/10/2017).
Saat ini biaya produksi untuk satu keping kartu disebut bank sebesar Rp 20.000. Karena untuk biaya cetak, biaya chip hingga biaya distribusi.
Dia menjelaskan ada kemungkinan lain bank bisa memberikan kartu gratis kepada pengguna. Misalnya, sedang ada program bundling nasabah dengan produk bank lainnya.
"Jadi nasabah bisa saja mendapatkan kartu gratis, jika ada bundling program. Tapi kartunya saja bukan saldonya," ujar dia. Hingga September 2017, jumlah kartu Brizzi milik BRI tercatat 6,6 juta.
Sekedar informasi, mulai 16 Oktober 2017 sampai 31 Oktober 2017. Setiap pembelian uang elektronik di gerbang tol, gratis biaya kartu yang biasanya dibanderol Rp 20.000 per kartu.
Ini karena badan usaha jalan tol (BUJT) memberikan subsidi sebesar Rp 10.000 dan perbankan Rp 10.000 untuk diskon 100% kartu tersebut.
Misalnya anda membeli uang elektronik sebesar Rp 300.000 karena biaya kartu diskon 100%, maka saldo yang didapatkan Rp 300.000. Jika dengan biaya kartu saldo hanya Rp 280.000.