Jakarta -
Bencana gempa bumi memang tidak bisa diprediksi, bisa terjadi kapan saja. Alangkah baiknya jika kita sudah mengantisipasi kemungkinan risiko alam tersebut dengan menyiapkan dana darurat hingga perlindungan jiwa.
Kedua hal ini sangat penting untuk menutup kerugian-kerugian yang timbul akibat bencana alam. Misalnya, terdapat kerusakan benda atau kendaraan. Kemudian, hal-hal yang tidak diinginkan seperti kecelakaan saat berlari keluar gedung.
Berikut selengkapnya:
Dana darurat biasanya akan digunakan untuk kebutuhan yang tidak bisa diprediksi. Bagaimana dan kapan mulai mengumpulkan dana darurat tersebut?
Perencana keuangan dari Mitra Rencana Edukasi (MRE) Andi Nugroho menjelaskan, dana darurat memang penting dan harus disiapkan sedini mungkin setelah memiliki penghasilan. Untuk awal pengumpulan dana, tidak melulu harus 10% dari penghasilan, namun bisa disesuaikan dengan kemampuan.
"Ya jadi tidak melulu harus 10% dari penghasilan. Semampunya dulu, jika keuangan sudah stabil bisa ditambahkan jumlahnya. Karena kan ini untuk dan darurat, jadi seperti uang antisipasi saja," imbuh dia.
Untuk penyimpanan, ada dua pilihan. Andi menjelaskan, untuk orang yang sudah memiliki prinsip dana darurat tidak boleh digunakan untuk bersenang-senang bisa disimpan dalam satu rekening yang sama. Namun, jika untuk yang baru memulai, bisa membuka rekening lain yang khusus digunakan untuk dan darurat ini.
"Meskipun nantinya rekening terpisah, kartu ATM itu harus ada. Dana darurat juga harus likuid yang harus siap sedia 24 jam. Harus ada kartu ATM nya dong supaya lebih mudah ketika kita membutuhkan," imbuh dia
Dia menjelaskan, fungsi dana darurat ini adalah untuk meminimalisir penggunaan uang dari dompet pribadi jika ada kejadian yang tidak diinginkan. "Jadi jika terjadi apa-apa tidak perlu potong cost atau Tarik uang dari tabungan atau investasi," kata Andi.
Andi mengungkapkan, sebenarnya dana darurat ini tidak hanya spesifik untuk bencana gempa, tapi juga bisa bencana lain seperti kebanjiran, kebakaran hingga angin puting beliung.
Asuransi jiwa sangat diperlukan untuk masyarakat untuk memberikan perlindungan atau proteksi diri agar mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan.
Andi menjelaskan, asuransi bisa menjadi salah satu perlindungan yang penting, ketika dana darurat tidak bisa mengcover.
Dia mencontohkan sebuah kasus, misalnya dengan kejadian gempa bumi, namun gempa tersebut tidak menelan korban jiwa. Tapi, karena jatuh dari tangga ketika menyelamatkan diri maka ini termasuk kecelakaan.
"Misalnya yang jatuh dari tangga dan meninggal itu seorang ayah dan memiliki anak, dan dia memiliki dana darurat jumlahnya Rp 5 juta, itu paling cukup untuk berapa lama, dengan asuransi jiwa bisa dapat uang pertanggungan," ujar dia.
Menurut Andi, uang pertanggungan yang keluar dari asuransi jiwa ini bisa membackup biaya-biaya yang dibutuhkan paska kecelakaan yang menimpa.
Andi mengatakan, untuk memilih produk asuransi jiwa harus dipahami produk dengan baik, jadi harus disesuaikan dengan kebutuhan. Hal ini harus dipahami sejak awal, agar tidak ada kekecewaan di masa mendatang.
Halaman Selanjutnya
Halaman