Hal ini tercatat setelah berakhirnya masa penawaran dari tanggal 23 Februari sampai dengan 16 Maret 2018. Penjualan SR-010 dilakukan melalui 22 agen penjual yang telah ditunjuk pemerintah, terdiri dari 20 bank dan 2 perusahaan sekuritas.
Mengutip laman DJPPR, Senin (19/3/2018). Dari hasil penjualan dan penjatahan sukuk negara ritel seri SR-010 sebesar Rp 8,43 triliun dengan jumlah investor sebanyak 17.922 orang. Penjualan ini sedikit lebih besar dari target penjualan (kuota) awal oleh seluruh agen sebesar Rp 8,10 triliun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sukuk seri SR-010 ini memiliki tingkat imbalan sebesar 5,90% per tahun (fixed rated) dengan jatuh tempo pada 10 Maret 2021. Pembayaran imbalan dilakukan tanggal 10 setiap bulan, pembayaran pertama pada 10 April 2018.
Penjualan SR-010 menjangkau 17.922 investor diseluruh provinsi di Indonesia dengan rata-rata pembelian Rp 471 juta per investor. Jumlah investor terbesar berada pada kisaran pembelian Rp 5 juta sampai Rp 100 juta dengan 43,93%, dan pada kisaran pembelian Rp 105 juta sampai Rp 500 juta sebesar 35,40%.
Jumlah investor terbesar berdasarkan wilayah berasla dari Indonesia bagian barat selain DKI Jakarta yaitu mencapai 56,90%. Sedangkan wilayah DKI Jakarta mencapai 32,04%, wilayah Indonesia bagian Tengah 10,47%, dan wilayah Indonesia bagian Timur sebesar 0,59%.
Jumlah investor tersebut tersebar berdasarkan kelompok profesi adalah profesional, pegawai swasta, dan BUMN/lembaga dengan persentase sebesar 32,75%. Berdasarkan kelompok ini, jumlah investor terbesar berada pada kelompok umur 41-55 tahun, yaitu mencapai 38,26%.
Respons Darmin
Menanggapi itu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan situasi pasar dengan segudang persepsi negatif menjadi salah satu alasan sukuk ritel seri SR-010 hanya laku Rp 8,4 triliun.
"Ya, namanya situasi lagi agak gonjang ganjing ya tentu banyak yang nahan diri juga lha," kata Darmin di kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Senin (19/3/2018).
Menurut Darmin, masyarakat atau investor bakal membeli banyak sukuk ritel jika situasi pasar tenang dan kondisi perekonomian dalam negeri sedang bagus.
"Tapi kalau ada wah ini nanti kursnya berapa ya kira-kira, macem-macem lha pasti ada yang nahan dulu sehingga jumlahnya nggak seperti diharapkan," kata dia. (fdl/fdl)