Direktur BTN Nixon Napitupulu menjelaskan rasio kredit bermasalah BTN sekitar 2,7% per Maret 2018. Sementara itu sebesar Rp 3,5 triliun dari KPR subsidi dan non subsidi.
"Kurang lebih jumlahnya setara dengan 45.000 rumah di seluruh Indonesia, karena pasti NPL pasti ada terus dan harus bisa dikelola dengan baik agar kredit lebih prudent" kata Nixon dalam diskusi di Restoran Bebek Bengil, Jakarta, Selasa (17/4/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nixon menjelaskan, untuk menekan NPL tersebut BTN meluncurkan portal web dan aplikasi daring rumahmurahbtn.com pada 9 Januari 2018 lalu dan diresmikan pada 9 Februari 2018. Aplikasi ini siap menampung rumah siap jual atau lelang lebih dari 5.200 unit.
Aset properti baik berupa rumah tinggal baik subsidi maupun non subsidi, tempat usaha maupun kavling tanah tersebut tersebar di seluruh nusantara dan diawasi setidaknya 64 cabang Bank BTN. Sejak diluncurkan sampai sekarang aset yang terjual rata-rata dengan rentang harga Rp 300-900 juta dengan lokasi tersebar seperti Serpong, Bekasi, Tangerang, Purwakarta, Semarang, Manado, Makassar, Kendari, Jambi, Pontianak, Balikapapan, Medan.
"Nilai outstanding yang bisa dipulihkan dari aset properti tersebut mencapai Rp 1,4 triliun," kata Nixon.
Adapun sejak diluncurkan, total penjualan hingga pertengahan April ini mencapai 106 unit dengan nilai total Rp 30,7 miliar.
Untuk menarik minat lebih banyak peserta lelang dan peminat dari rumah bekas maupun rumah lelang, BTN berencana menggandeng para agen properti dan mengedukasi masyarakat mengenai proses lelang.
Selain memberikan peluang bagi masyarakat mendapatkan rumah murah serta peluang berinvestasi, langkah ini memberi kesempatan Bank BTN untuk meneguk KPR dari rumah bekas jika nasabah menginginkan proses kredit dari rumah bekas tersebut.
"Kualitas kredit Bank BTN bisa membaik dengan membuka akses seluas-luasnya bagi masyarakat untuk membeli rumah lelang tersebut, di sisi lain Bank BTN juga bisa memasarkan produk lain seperti KTA dan Kredit Agunan Rumah," kata Nixon. (ara/ara)