Direktur Keuangan BNI Anggoro Eko Cahyo mengatakan, pertumbuhan laba tersebut ditopang oleh kinerja penyaluran kredit pada kuartal I-2018 yang meningkat sebesar 10,8% dibandingkan periode yang sama tahun lalu dari Rp 396,52 triliun menjadi Rp 439,46 triliun.
"Ini lebih cepat dibandingkan pertumbuhan kredit di industri perbankan sebesar 8,2% per Februari 2018," tuturnya di Kantor Pusat BNI, Jakarta Pusat, Senin (23/4/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: BTN Raup Laba Rp 684 Miliar di Kuartal I |
Pertumbuhan kredit tersebut mendorong Pendapatan Bunga Bersih (Net Interest Income/NII) BNI yang tumbuh 9,5% jadi Rp 8,5 triliun. Laba BNI juga mendapatkan kontribusi dari pertumbuhan Pendapatan Non Bunga (Non Interest Income) sebesar 18,5% jadi Rp 2,65 triliun.
Peningkatan pendapatan non bunga didorong oleh peningkatan kontribusi fee (komisi) dari segmen business banking, di antaranya komisi dari trade finance yang tumbuh 47,7% sekaligus menunjukkan geliat perekonomian yang tetap terjadi di Indonesia.
Pendapatan non bunga BNI juga ditopang oleh pertumbuhan transaksi pada bisnis konsumer dan ritel, antara lain dari pengelolaan rekening, transaksi kartu kredit, serta transaksi kartu debit. Pertumbuhan pendapatan non bunga ini jauh melampaui pendapatan non bunga di industri perbankan yang tumbuh negatif -4,2%.
Sementara dari total kredit yang disalurkan BNI paling besar dikontribusikan dari kredit korporasi sebesar Rp 216,09 triliun atau tumbuh 10,9%. Sementara untuk kredit segmen menengah dijaga dengan pertumbuhan konservatif yaitu 5,8% sebesar Rp 3,66 triliun. Kredit segmen kecil juga mencatatkan pertumbuhan 13,4% atau sebesar Rp 57,73 triliun.
Rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) BNI juga menurun dari 3% di kuartal I 2017 menjadi 2,3%. Sementara itu, coverage ratio juga mengalami perbaikan dari 147,1% menjadi 148,0%.
"Rasio Loan to Deposit (LDR) BNI berada pada level 90,1%, sehingga masih cukup untuk mendukung pertumbuhan kredit BNI," tutur Anggoro.
Sementara dari sisi penghimpunan dana sepanjang kuartal I-2018 BNI berhasil menghimpun Dana Pihak Ketiga (DPK) senilai Rp 492,90 triliun atau meningkat sebesar 10,8%. BNI juga mampu meningkatkan penghimpunan dana murah yang ditandai oleh meningkatnya rasio CASA dari sebelumnya 58,5% menjadi 62,4%.
Pada saat yang sama, BNI juga mampu menekan cost of fund dari sebelumnya berada pada level 3,0% menjadi 2,8%. Hal ini dicapai dengan menurunkan tingkat bunga deposito BNI pada awal tahun 2018 sebesar 25 hingga 75 basis poin. (ara/ara)