"Pak Agus, NIM perbankan kita masih tebal, ini bagaimana untuk daya saing di level internasional?" tanya Anggota Komisi XI Indah Kurnia dalam rapat.
Menanggapi hal tersebut Agus Martowardojo menjelaskan Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki tingkat NIM tertinggi di dunia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Di Indonesia NIM (pendapatan bunga) 5%, idealnya 2,5%" Gubernur Bank Indonesia, Agus Martowardojo |
Dia menjelaskan, untuk pendapatan bunga bersih tersebut idealnya separuh dari NIM yang ada sekarang.
"Di Indonesia NIM 5%, idealnya 2,5%, ini baru efisien tentu BI akan bantu dari kebijakan makroprudensial," ujarnya.
Mengutip statistik perbankan Indonesia (SPI) periode Maret 2018 NIM perbankan nasional tercatat masih di kisaran 5,07% atau Rp 343,58 triliun dari rata-rata total aset produktif sebesar Rp 6.782 triliun.
Aset produktif adalah penyediaan dana bank untuk mendapatkan penghasilan. Kegiatannya antara lain berbentuk kredit, surat berharga, penempatan dana antar bank, tagihan akseptasi, tagihan surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali, tagihan derivatif, penyertaan dan transaksi rekening administratif.
Dari SPI pada 2017 NIM bank tercatat 5,32% atau sebesar Rp 342,7 triliun dari rata-rata aset produktif sebesar Rp 6.445 triliun.
Kemudian pada 2016 rasio NIM tercatat 5,63% atau sebesar Rp 329,9 triliun dari rata-rata aset produktif Rp 5.854 triliun. Lalu pada 2015 rasio pendapatan bunga bersih tercatat 5,39% atau Rp 293,8 triliun dari rata-rata aset produktif Rp 5.449 triliun. (dna/dna)