Berdasarkan prospektus ringkas yang diterbitkan di surat kabar, Sumitomo Mitsui memberikan tender offer atau menawarkan kepada pemegang saham BTPN untuk menjual sahamnya kepada standby buyer (SMBC) sebesar Rp 4.282 per lembar saham.
Setelah penjualan saham dan penggabungan, SMBC akan menguasai 56,43% dengan jumlah saham 4,59 miliar dengan nominal Rp 91,95 miliar. Kemudian Summit Global Capital Management B.V akan memiliki saham 14,34%, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) 0,15%, PT Bank Central Asia Tbk (BCA) 0,28%, masyarakat 27,63% dan saham treasuri 1,17%.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat ini sebelum penggabungan usaha SMBC merupakan pemegang saham pengendali BTPN yakni dengan komposisi saham 39,99%. Kemudian Summit Global Capital Management 19,9%, Masyarakat (masing-masing di bawah 5%) 38,39% dan saham treasuri 1,63%.
Dalam prospektus diseburkan keuntungan dari penggabungan ini akan memudahkan akses pendanaan yang lebih luas dan lebih murah baik secara domestik maupun internasional. Ini karena semakin luasnya segmen nasabah yang dapat dilayani serta dukungan dari SMBC sebagai pemegang saham mayoritas kepada Bank Penerima Penggabungan akan meningkatkan peringkat rating kredit di mata kreditur dan investor.
Baca juga: BTPN Merger dengan Bank Sumitomo |
BTPN juga memiliki peluang bisnis si segmen bisnis di segmen-segmen commercial, small medium enterprise (SME), dan retail dengan melakukan leverage terhadap supply/value chain dari nasabah korporasi (corporate) yang dilayani SMBCI dan para karyawan dari nasabah korporasi serta karyawan dalan supply/value chain tersebut. Sehingga setelah Penggabungan, Bank Penerima Penggabungan akan memiliki ragam nasabah dan potensi penyaluran dana yang lebih luas.
Perkuat Perbankan dan Ekonomi Nasional
Pengamat Ekonomi menilai konsolidasi ini akan memperkuat perbankan dan perekonomian nasional. Hal ini karena hasil merger akan menjadikan BTPN bank yang memiliki layanan yang lengkap.
Kepala Pusat Studi Ekonomi dan Kebijakan Pu lik Universitas Gadjah Mada Tony Prasetianton menjelaskan saat ini BTPN memiliki eksposur di area pensiunan dan usaha kecil dan mikro. Dengan bergabungnya BTPN dan SMBCI maka bank tak perlu khawatir dengan masalah permodalan pasalnya induk usaha Sumitomo Mitsui Banking Corporation merupakan bank yang memiliki akses likuiditas yang besar.
Kemudian, BTPN mendapatkan mitra yang saling melengkapi (complementary) yaitu SMBCI yang memiliki latar belakang kuat di bidang kredit korporasi. Kombinasi BTPN dengan SMBCI bakal menciptakan bank baru dengan kategori Bank Umum Kegiatan Usaha (BUKU) 4 yang memiliki eksposur lengkap: korporasi, menengah/komersial, UKM, pensiunan dan mikro.
"Ini akan baik bagi masa depan perbankan itu," kata Tony di Jakarta, Kamis (2/8).
Ketiga, SMBC mempunyai komitmen kuat memperbesar "bisnis tradisional" yang selama ini menjadi usaha inti BTPN. Menurut Tony, bank baru hasil merger nanti akan lebih bertenaga menjalankan kegiatan bisnis BTPN yang selama ini sudah berjalan.
Berdasarkan neraca keuangan per 31 Mei 2018 dari kedua bank, estimasi total aset konsolidasi dapat mencapai Rp179 triliun. SMBC merupakan pemegang saham pengendali di BTPN dan SMBCI dengan porsi kepemilikan masing-masing 40% dan 98,48%. Seluruh dokumen rencana merger akan diajukan ke Otoritas Jasa Keuangan. Setelah disetujui BTPN akan menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa.
Sebelumnya dalam keterangan tertulis Direktur Utama BTPN Jerry Ng meyakini proses merger BTPN dengan SMBCI bisa berdampak positif ke perusahaan dan perekonomian nasional.
"Merger akan melahirkan bank baru yang lebih besar dan lebih kuat sehingga dapat lebih berperan memenuhi kebutuhan pembiayaan yang terus meningkat di berbagai sektor di Indonesia, baik ritel maupun wholesale," kata Jerry.
Jerry melanjutkan, kekuatan masing-masing bank akan menjadi nilai tambah bank hasil merger. Pemegang saham memutuskan mempertahankan nama BTPN dengan mengusung visi baru menjadi bank pilihan utama di Indonesia, yang memberikan perubahan berarti dalam kehidupan jutaan orang, terutama dengan dukungan teknologi digital. (fdl/fdl)