Namun, nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) terhadap rupiah tercatat masih di kisaran Rp 14.614. Sementara itu dari data Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) pada pagi hari dolar tercatat Rp 14.619.
Baca juga: BI Naikkan Bunga Acuan Lagi Jadi 5,5% |
Menanggapi hal tersebut, Deputi Gubernur BI Dody Budi Waluyo menjelaskan hal tersebut terjadi karena tekanan terhadap rupiah dari global masih cukup besar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia menyebutkan pasar keuangan menerima sinyal tersebut dan investor asing juga memberikan respons dan apresiasi dengan langkah yang diambil oleh pemerintah dan BI.
"Memang ada tekanan besar dari eksternal dan kita tetap ada untuk menjaga di pasar melalui kombinasi intervensi secara gradual," ujarnya.
Baca juga: Dolar AS Tahun Depan Diperkirakan Rp 14.400 |
Namun jika depresiasi tersebut terjadi di luar struktur fundamental, maka BI akan melakukan intervensi untuk menstabilkan. Menurut Dody, saat ini, intervensi yang dilakukan sudah sesuai dengan mekanisme pasar. Dody menjelaskan saat ini nilai tukar rupiah berada di bawah fundamentalnya.
"Ya kita melihat sekarang ini belum pada fundamentalnya, sehingga perlu melakukan intervensi. Kita akan terus menjaga yang penting adalah volatilitas yang selalu disesuaikan dengan target kita," ujarnya. (kil/ara)