Dolar Mengamuk, Beban Utang Pemerintah Ikut Naik

Dolar Mengamuk, Beban Utang Pemerintah Ikut Naik

Hendra Kusuma - detikFinance
Jumat, 31 Agu 2018 15:54 WIB
Foto: Selfie Miftahul Jannah
Jakarta - Kementerian Keuangan mengakui, nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) yang menguat terhadap rupiah memberikan dampak terhadap jumlah utang pemerintah, khususnya dalam bentuk valuta asing (valas).

"Pelemahan rupiah berdampak terhadap nilai buku utang denominasi valuta asing (valas)," kata Direktur Strategi dan Portofolio Pembiayaan DJPPR Scenaider Siahaan saat dihubungi detikFinance, Jakarta, Jumat (31/8/2018).

Scenaider mengatakan dampak pelemahan rupiah akan terasa ketika pemerintah akan membayarkan utang jatuh tempo pada tahun saat pelemahan mata uang terjadi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Pasalnya, ketika rupiah melemah maka jumlah yang dibayarkan pemerintah dalam rupiah akan lebih banyak meskipun total utang dalam valas tetap sama.

"Yang akan berpengaruh kenaikan beban pembayaran hanya utang yang akan jatuh tempo saja," ujar dia.


Sedangkan bagi utang pemerintah yang belum jatuh tempo pada tahun saat pelemahan mata uang terjadi hanya tercatat sebagai beban yang belum terealisasi (unrealized loss).

Meski demikian, kata Sceneider, beban utang pemerintah akibat pelemahan rupiah sudah tertutupi oleh penarikan utang dalam valas yang baru.

"Utang valuta asing yang jatuh tempo pada tahun ini seluruhnya tertutupi dengan penarikan utang valas, sehingga dampak secara kas terhadap APBN pada tahun ini sangat kecil," ungkap dia.


Saksikan juga video 'JK Jelaskan tentang Utang Negara & Impor Beras':

[Gambas:Video 20detik]

(hek/zlf)

Hide Ads