Cerita Luhut soal Presiden Bank Dunia yang Naik Mercy Bekas Taksi

Cerita Luhut soal Presiden Bank Dunia yang Naik Mercy Bekas Taksi

Hendra Kusuma - detikFinance
Sabtu, 13 Okt 2018 22:01 WIB
Foto: Ardian Fanani
Nusa Dua - Pertemuan IMF-World Bank (WB) 2018 di Bali telah menyisakan satu hari lagi. Sebelum terlaksananya acara ini banyak kalangan yang menilai perhelatan ini hanya sebuah pemborosan di tengah duka cita bencana Lombok dan Sulawesi Tengah.

Bahkan, ada juga yang menilai acara skala internasional yang digelar di Bali ini hanya sebatas acara mewah. Apalagi pemerintah harus menyiapkan kendaraan mewah untuk menteri keuangan dan gubernur bank sentral dari 189 negara.

Namun, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan yang juga sebagai Ketua Panitia Nasional IMF-WB 2018 memiliki cerita unik mengenai kendaraan untuk para tamu penting itu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Cerita unik itu ketika dirinya mendampingi Presiden Bank Dunia Jim Yong Kim. Di mana saat orang nomor satu World Bank itu menanyakan soal kendala yang dihadapi Indonesia menjadi tuan rumah.

"Saat saya mendampingi Kim, dia Luhut apakah ada kendala, saya jelaskan ada politik sedikit-sedikit di luar," kata Luhut saat konferensi pers di Art Bali Nusa Dua, Bali, Sabtu (13/10/2018).


Luhut menjelaskan, politik yang dimaksud adalah mengenai keputusan panitia nasional menyediakan mobil Mercedes Benz untuk para tamu penting dari 189 negara peserta IMF-WB 2018.

Luhut menjelaskan, mobil Mercy untuk para tamu penting itu disiapkan sebanyak 400 unit. Di mana, mobil tersebut merupakan produksi tahun 2013 dan 2015.

"Saya jelaskan kalau ini mobil tahun 2013 dan 2015, dari bandara saya jelaskan dan ini bekas taksi," jelas Luhut.

"Dan dia ketawa, dan bilang it's good, bisa dibayangkan kepala Bank Dunia kita naikkan taksi," tambah dia.


Menurut Luhut, protes atau kritik yang dilontarkan mengenai IMF-WB 2018 di Bali merupakan acara mewah-mewahan saja pun merupakan kritik yang asal bunyi saja.

"Orang Jakarta bilang mewah, aneh, asbun saja. Lalu makan siang, saya ajak DPR makan, lebih enak makan di kantor saya," jelas dia. (hek/ara)

Hide Ads