"NPL kalau dilihat guidance 2,8-3,2(persen). Sekarang 3,1 (persen). Kami yakin bisa sedikit below 3% sampai akhir tahun," kata Direktur Keuangan Bank Mandiri Panji Irawan dalam jumpa pers di Plaza Mandiri, Jakarta, Rabu (17/10/2018).
Di sisi penyaluran kredit, dia berharap target pertumbuhan 11-13% sampai akhir tahun bisa tercapai. Hingga September 2018, perseroan berhasil mencatat kenaikan penyaluran kredit sebesar 13,8% menjadi Rp 781,1 triliun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Penurunan rasio NPL terutama didorong oleh keberhasilan perseroan dalam melakukan restrukturisasi secara berkelanjutan, di samping pemantauan potensi bisnis debitur secara ketat sehingga dapat membantu debitur memenuhi kewajibannya," kata Sulaiman.
Adapun portofolio kredit produktif Bank Mandiri pada September 2018 mencapai sebesar 77,5% dari total kredit, dan hanya 22,5% yang bersifat konsumtif. Rinciannya, penyaluran kredit investasi naik 12,4% menjadi Rp 212,1 triliun dan kredit modal kerja naik 10,5% menjadi Rp 318,6 triliun.
Untuk infrastruktur misalnya, pembiayaan yang telah disalurkan mencapai Rp 169,8 triliun, 63,9% dari total komitmen yang telah diberikan sebesar Rp 265,7 triliun. Kredit itu disalurkan kepada lebih dari 7 sektor yakni transportasi Rp 37,8 triliun, tenaga listrik Rp 35,3 triliun, migas & energi terbarukan Rp 29,5 triliun, konstruksi Rp 18,1 triliun, telematika Rp 16,8 triliun, jalan Rp 12,3 triliun, perumahan rakyat & fasilitas kota Rp 9,7 triliun, dan infrastruktur lainnya Rp 10,3 triliun.
Sementara di sektor UMKM, Bank Mandiri telah menyalurkan pembiayaan sebesar Rp 78,8 triliun, naik 0,9% dari triwulan III 2017. Dan penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) mencapai Rp 13,45 triliun hingga September 2018 yang disalurkan kepada 201.235 debitur.











































