Nasabah Ramai-ramai Tagih Klaim Asuransi Bumiputera

Nasabah Ramai-ramai Tagih Klaim Asuransi Bumiputera

Trio Hamdani - detikFinance
Rabu, 24 Okt 2018 07:16 WIB
Nasabah Ramai-ramai Tagih Klaim Asuransi Bumiputera
Foto: Erliana Riady
Jakarta - PT Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera 1912 pada 23 Mei 2018 lalu menerbitkan surat permohonan maaf karena terlambat membayar klaim ke pemegang polis.

Hingga kini, para nasabah bertanya-tanya, kapan dana klaim tersebut bisa cair?

Sekretaris Perusahaan AJB Bumiputera Slamet Sudarsono menyampaikan, pihaknya terakhir mencairkan klaim ke pemegang polis pada Mei 2018. Setelah itu pihaknya masih menjadwalkan ulang pembayaran klaim untuk bulan berikutnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Apa yang jadi penyebab perusahaan asuransi tersebut menunda pembayaran klaim nasabah? Bagaimana nasib para pemegang polis?

Untuk mengetahui lebih lanjut, baca berita selengkapnya.

Sekretaris Perusahaan AJB Bumiputera Slamet Sudarsono menyampaikan, faktor yang membuat pihaknya terpaksa menunda pembayaran klaim asuransi lantaran sedang kesulitan likuiditas.

"Ya (sampai hari ini) masih, masih terlambat (mencairkan klaim) karena kita kesulitan likuiditas," katanya saat dihubungi detikFinance, Jakarta, Selasa (23/10/2018).

Kesulitan likuiditas ini, dikatakannya akibat restrukturisasi yang tidak memenuhi harapan, dan tidak sesuai dengan skema yang diinginkan.

Pihaknya sendiri belum bisa memastikan kapan pemegang polis bisa segera mendapatkan dana klaimnya yang sudah jatuh tempo atau habis kontrak. Tapi pihaknya mengatakan akan secepatnya membayar hak pemegang polis.

"Masalah kapan itu perlu proses karena dari kami juga ada semacam untuk pemberdayaan aset properti kita. Harapan kita secepatnya lah, kalau ada duit pasti dibayar," lanjutnya.


detikFinance pada Selasa (23/10/2018), mendatangi Kantor AJB Bumiputera, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Di kantor tersebut banyak nasabah datang mempertanyakan hak mereka.

Di kantor tersebut disediakan layanan crisis center buat pemegang polis, tepatnya di Jalan Wolter Monginsidi No 84, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Layanan tersebut berada di gedung nomor 86.

Sekretaris Perusahaan AJB Bumiputera Slamet Sudarsono pun mengatakan, dalam sehari crisis center biasa melayani 70-100 pemegang polis yang dana klaimnya belum cair.

"Ya rata rata hampir 75-100 (klaim dari pemegang polis) setiap hari," ujarnya.

Berdasarkan selebaran yang tertempel di pintu masuk, layanan tersebut mulai buka 8.30 WIB hingga 15.00 WIB, dipotong jam istirahat pukul 12.00-13.00 WIB.

Crisis center ini dibuka sejak Agustus 2018. Hal itu sebagai peningkatan status pelayanan, mengingat jumlah klaim terus meningkat setiap hari. Pihaknya juga meningkatkan pelayanan buat nasabah dengan crisis center tersebut.

Salah seorang nasabah mengaku sudah hampir setahun klaim asuransinya tak kunjung cair.

Rifai (40) salah seorang nasabah mengatakan, seharusnya klaim asuransi miliknya cair pada November 2017 kemarin. Namun sudah Oktober 2018 belum juga ada kepastian.

"Saya November 2017 sampai bulan ini belum cair. Dari kantor pusat janjiin 10 Oktober. Iya hampir setahun (belum cair)," katanya saat berbincang dengan detikFinance di crisis center pemegang polis AJB Bumiputera, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (23/10/2018).

Dia mengatakan, sejak memutus asuransi AJB Bumiputera pada November 2017, langsung mengajukan pencairan klaim asuransi. Hingga Oktober 2018 yang dijanjikan belum juga cair. Dia datang lagi untuk memastikan kejelasan cairnya klaim asuransi.

"Sampai September 2018 kemarin datang ke kantor pusat dijanjikan 10 Oktober, tapi sampai sekarang belum, jadi saya urus lagi sekarang," paparnya.


Putra, salah seorang pemegang polis mendatangi Kantor AJB Bumiputera di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Dia datang untuk meminta kejelasan pencairan klaimnya.

Dia mengatakan, harusnya April 2018, klaim asuransinya cair. Nilai klaim asuransi yang dia miliki sekitar Rp 58 juta.

"Saya mau ngurus klaim saya, klaim penebusan. Saya punya klaim masih ketahan di sini sekitar Rp 58 jutaan. Saya ada buktinya saya diminta tinggal tunggu pembayaran dari departemen keuangan, itu April ini," katanya saat berbincang dengan detikFinance, Selasa (23/10/2018).

Namun hingga April yang dijanjikan, klaim asuransi tidak juga cair. Kemudian dia dihubungi oleh pihak AJB Bumiputera bahwa pencairan diundur menjadi Juli. Tapi saat Juli dia datang ke kantor pusat kembali diundur menjadi Oktober.

Dia pun diminta tak perlu datang lagi ke Kantor Pusat AJB Bumiputera, di Sudirman, Jakarta, karena klaim dipastikan cair antara 14-20 Oktober setelah beberapa kali diundur.

"Ternyata sampai Oktober belum ada pembayaran, makanya saya mau tanyakan lagi di sini gimana statusnya," tambahnya.

Galih Hardian, pemegang polis asuransi Bumiputera sengaja datang jauh-jauh dari Sorong, Papua Barat. Hal itu semata demi menuntut klaim asuransinya yang tidak cair-cair sejak Juli. Nominal klaim asuransinya sebesar Rp 29.344.000.

"Harusnya ini punya saya ini habis kontraknya Juli, tanggal 2 Juli 2018. Sesuai dengan polis, 14 hari kerja itu pencairan. Ini sudah berapa bulan, Juli, Agustus, September, Oktober, 3 bulan. Jauh jauh saya datang dari Sorong ke Jakarta," katanya kepada detikFinance ditemui di di crisis center pemegang polis AJB Bumiputera, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (23/10/2018).

Dia mengatakan, kenapa harus sampai datang ke kantor Bumiputera di Jakarta berdasarkan arahan dari kantor cabang di daerahnya. Sebenarnya, dia bisa mengutus perwakilan untuk mengurus pencairan klaim di Jakarta. Masalahnya dia tidak punya keluarga di Jakarta.

Sayangnya, setelah mengurus di Jakarta, pencairan klaim diundur lagi menjadi Desember. Padahal janji Bumiputera di daerah mengatakan, dia diminta ke Jakarta untuk pencairan.

Dari Sorong, dia tiba di Jakarta pada Sabtu (20/10). Di Jakarta dia bermalam di penginapan karena tidak punya keluarga di Jakarta. Lantaran pencairan ditundak ke Desember dia akan kembali lagi ke Sorong.

Dia menyampaikan sudah memegang bukti rekaman bahwa klaimnya cair Desember. Menurutnya dia tidak perlu lagi datang ke Jakarta karena sudah memegang bukti tersebut.

"'Kalau misalkan bapak nggak pencairan (Desember), saya main dari Sorong saja', saya bilang gitu dengan bukti rekaman itu," tambahnya.

Hide Ads