Laba Bersih BRI Tembus Rp 23,5 Triliun, Naik 14%

Laba Bersih BRI Tembus Rp 23,5 Triliun, Naik 14%

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Rabu, 24 Okt 2018 16:41 WIB
Foto: Konpers Kinerja BRI/Foto: Sylke Febrina Laucereno
Jakarta - PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) kuartal III 2018 tercatat Rp 23,5 triliun atau tumbuh 14,6% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp 20,5 triliun.

Direktur keuangan BRI Haru Koesmahargyo menjelaskan aset perseroan secara konsolidasi tercatat Rp 1.183,4 triliun, naik 13,9% year on year.

Menurut dia kinerja ini disokong oleh penyaluran kredit yang tumbuh di atas rata-rata industri perbankan Indonesia. Hingga akhir September penyaluran kredit BRI tercatat Rp 808,9 triliun atau naik 16,5% dibandingkan September 2017 Rp 694,2 triliun.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Angka ini lebih tinggi dibanding kredit perbankan nasional pada September 2018 12,6%," kata Haru dalam konferensi pers di Gedung BRI, Jakarta, Kamis (24/10/2018).


Dari sisi komposisi kredit, untuk kredit usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) senilai Rp 621,8 triliun atau sekitar 76,9% dari total kredit BRI disalurkan ke segmen UMKM hingga akhir September 2018. "Secara year on year, kredit ke segmen UMKM tumbuh 16,5%. Ini bukti komitmen BRI untuk terus memberdayakan UMKM di Indonesia," imbuhnya.

Sebagai bank yang ditunjuk oleh pemerintah untuk menyalurkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) dengan porsi terbesar, BRI terus mendorong penyaluran KUR ke sektor produktif. Hingga akhir September 2018, tercatat BRI berhasil menyalurkan KUR senilai Rp 69 triliun atau 86,6% dari target penyaluran tahun 2018 sebesar Rp 79,7 triliun. KUR tersebut disalurkan kepada lebih dari 3,4 juta debitur.

Dari total Rp 69 triliun KUR yang berhasil disalurkan selama sembilan bulan, 42% di antaranya disalurkan ke sektor produktif. "Komposisi penyaluran KUR akan terus kami fokuskan ke sektor produktif sesuai arahan Presiden Jokowi," ujar Haru.

Untuk rasio kredit bermasalah, yakni NPL Gross BRI, yang tercatat sebesar 2,5%. NPL BRI tercatat lebih kecil daripada NPL industri, di mana NPL industri perbankan di Indonesia berada di kisaran 2,7%.



Sedangkan untuk Dana Pihak Ketiga BRI tercatat Rp 872,7 triliun, tumbuh 13,3% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp 770,6 triliun. Dana murah (CASA) masih mendominasi DPK BRI dengan proporsi 56,5%.

Kinerja bisnis positif di atas ditunjang oleh peningkatan efisiensi operasional perusahaan. Rasio BOPO Bank BRI di akhir September 2018 tercatat sebesar 70,6%, lebih rendah dibandingkan dengan BOPO di posisi akhir September 2017 yakni 73,2%. Ini tak lepas dari strategi perusahaan yang terus berinovasi melakukan digitalisasi baik dalam produk dan layanannya.

Fee Based Income (FBI) serta pendapatan operasional lainnya juga memiliki peran penting mendorong pendapatan perseroan. Tercatat FBI tumbuh 18,4% secara year on year. "Dengan sisa tiga bulan hingga bulan Desember, kami optimistis mampu mencapai target yang telah dicanangkan," pungkas Haru. (kil/zlf)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads