BI Juga Terima Penukaran Uang Robek di Pulau Terpencil di Maluku

BI Juga Terima Penukaran Uang Robek di Pulau Terpencil di Maluku

Fadhly Fauzi Rachman - detikFinance
Minggu, 04 Nov 2018 19:24 WIB
Foto: Warga Tukar Uang Lecek/Fadhly Fauzi Rachman
Saumlaki - Bank Indonesia (BI) membuka layanan kas keliling di pulau-pulau terpencil, terluar, dan terdepan (3T) Indonesia. Salah satunya ialah di Pulau Jamdena, Kabupaten Maluku Tenggara Barat, Maluku.

Kepala Departemen Pengelolaan Uang KPBI Heru Pranoto mengatakan dengan layanan kas keliling ini, masyarakat bisa menukarkan uang lamanya yang telah lusuh, lecek, bahkan robek.

Dia menjelaskan bahwa Bank Indonesia menerima penukaran uang lama atau uang lusuh dengan kualitas fisik 3/4 bagian yang utuh. Artinya, bila ada uang kertas yang robek dalam 1/4 bagiannya masih bisa ditukar ke uang baru.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


"Jadi misalnya uang itu robek, tapi masih ada 3/4 bagiannya, itu masih tetap bisa ditukar ke uang yang baru," kata Heru di lokasi, Minggu (4/11/3018).

Nantinya, BI akan mengganti uang yang telah robek tersebut sesuai dengan nilai atau nominal yang ditukar. Yang terpenting, 3/4 bagian uang tersebut masih ada atau masih utuh.


"Jadi artinya bagian yang masih ada itu 3/4, jadi artinya itu terdiri dari satu bagian, atau beberapa bagian yang sepanjang masih 3/4," katanya.

Bahkan, kata dia, bila ada uang yang telah menguap atau rusak menjadi karbon karena terbakar juga masih bisa ditukar ke Bank Indonesia. Nantinya, BI akan melakukan pengecekan terhadap uang tersebut.

"Kalau ada musibah pasar terbakar, kan kadang-kadang orang simpan uang itu di kaleng, karena panasnya di luar itu sudah jadi karbon, itu bisa dikirim ke kami. Itu bisa dikirim ke kami, nanti kami ada lab, kita cek keasliannya," katanya.



"Jadi, sepanjang ini memenuhi unsur, ini asli, kemudian, ini bisa dikenali nominalnya berapa, itu kita ganti 100%" sambungnya.

Heru menambahkan, bahwa kegiatan keliling yang dilakukan BI ini bertujuan untuk menjaga kedaulatan rupiah di seluruh pelosok nusantara. Selain itu, diharapkan seluruh masyarakat di Indonesia bisa memakai uang yang layak edar dan layak digunakan.

"BI tujuannya untuk sosialisasi dan penggunaan mata uang di Indonesia, harus rupiah, itu untuk di wilayah perbatasan. Sementara di pulau-pulau kecil kita inginnya agar bisa menggunakan uang yang layak edar, yang sudah bagus," tuturnya. (fdl/zlf)

Hide Ads