Sambil menggunakan pengeras suara, salah satu anggota rombongan berbicara memberi pengumuman. "Bapak-bapak, ibu-ibu, kami dari Bank Indonesia sedang menggelar layanan kas keliling penukaran uang baru, silahkan datang untuk menukarkan uangnya," kata pria yang merupakan petugas Departemen Pengelolaan Uang (DPU) Bank Indonesia.
Mendengar pengumuman itu, warga pasar yang notabene merupakan pedagang pun mulai terlihat antusias. Satu per satu para pedagang itu melihat dan menghampiri mobil kas keliling BI. Mulanya mereka hanya sekadar melihat-lihat, namun lama kelamaan, mereka antusias untuk menukarkan uangnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Warga pasar mulai dari orang tua hingga anak-anak, pria mau pun wanita, dibariskan secara teratur. Mereka nampak menggenggam uang yang sudah lecek dan lusuh untuk bisa ditukarkan ke uang baru. Nominalnya juga beragam.
Transaksi penukaran uang pun dilakukan. Petugas DPU satu-satu menghitung uang warga yang mengantre, kemudian menukarkan dengan uang baru. Kebanyakan untuk pecahan kecil. Ada Rp 1.000, Rp 2.000, Rp 5.000, sampai Rp 10.000 laris manis ditukar.
"Uangnya dijaga ya, jangan dilecek-lecek, jangan dilipat-lipat, uangnya disayang," kata seorang petugas.
Jumlah uang yang ditukar warga juga beragam. Ada yang menukar hanya Rp 130 ribu, bahkan ada yang jumlahnya mencapai Rp 3 juta. Jumlah uang itu ditukar dalam nominal kecil. Setelah menukar, dengan muka tersenyum, mereka membawa pulang gepokan uang pecahan Rp 2.000 dan Rp 5.000, tergantung permintaan.
"Senang, bisa disimpan uang lusuh bisa jadi uang baru lagi. Tukar Rp 1 juta. Ini bisa jadi uang kembalian, jadi persediaan uang kembalian," kata salah satu warga bernama Lia.
Kegiatan yang berlangsung hingga sore hari ini memang menjadi bagian dari ekspedisi kas keliling pulau terpencil, terdepan, dan terluar (3T) Jelajah Nusantara, Bela Negara Tanpa Senjata. Kegiatan ini dilakukan sejak tanggal 1 November hingga 9 November 2018.
Pada kegiatan kali, ini BI membuka kas keliling ke wilayah Ambon hingga ke Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) menggunakan kapal milik TNI Angkatan Laut (AL) menyeberangi pulau-pulau terpencil.
Adapun kegiatan dalam ekspedisi kas keliling yang dilakukan ini meliputi penukaran uang baru, sosialisasi keaslian rupiah untuk meminimalisir uang palsu, pemberian bantuan sosial, hingga pemeriksaan dan pengobatan gratis.
"Tujuan kita ini untuk sosialisasi tentang penggunaan rupiah. Kita inginnya itu bisa seperti Jepang, yang masyarakatnya sangat sayang dengan mata uangnya. Kita ingin juga masyarakat bisa cinta dengan rupiah, nggak tekuk-tekuk, nggak dilecek-lecek," kata Kepala Departemen Pengelolaan Uang KPBI Heru Pranoto. (fdl/zlf)