Layanan jasa tukar uang di media sosial (medsos) ramai menjelang Lebaran. Para pedagang menawarkan jasa penukaran uang salah satunya secara live di TikTok.
Salah satu yang sedang live TikTok adalah akun @*air*ka*in*. Ia menawarkan jasa penukaran uang di pinggiran Jalan Bubutan, Surabaya, Jawa Timur dengan biaya komisi 20%.
"Langsung di lokasi saja yang mau, Jalan Bubutan. Mumpung ada uangnya ya ayo penghabisan, mari merapat," kata akun tersebut secara live, Selasa (25/3/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jadi misalnya yang mau tukar pecahan Rp 5 ribu sebanyak 200 lembar (Rp 1 juta), dikenakan biaya tambahan Rp 200 ribu. Kemudian pecahan Rp 2 ribu sebanyak 100 lembar (Rp 200 ribu), dikenakan biaya tambahan Rp 40.000.
"Per Rp 100 ribunya Rp 20 ribu, Rp 1 jutanya Rp 200 ribu," bebernya.
Beberapa netizen ada yang komentar bahwa biaya komisi yang dikenakan terlalu mahal. Pedagang pun menyebut jika uang baru sulit didapatkan sehingga biayanya mahal.
"Iya soalnya barangnya sulit makanya harganya mahal. Nanti kalau tukar banyak bisa saya kurangi. Semakin dekat Lebaran biasanya semakin mahal," tuturnya.
Pedagang lainnya asal Sawangan, Depok menawarkan fee dari 10-15% tergantung pecahan. Misalnya pecahan Rp 5 ribu sebanyak 100 lembar (Rp 500 ribu), dikenakan fee 12% sehingga dikenakan biaya tambahan Rp 60 ribu.
Beda lagi jika menukar dengan pecahan Rp 1.000 dan Rp 2.000, dikenakan fee 15%. Berbeda dengan sebelumnya, pedagang ini tidak membuka lapak di pinggir jalan sehingga yang ingin tukar uang bisa janjian bertemu di suatu tempat dengan skema Cash On Delivery (COD).
"Buat yang nggak percaya (ini uang asli) bisa ke tempat lain saja yang lebih meyakinkan hati," ucapnya menjawab komenan netizen yang mencurigakan keaslian uang tersebut.
Tanggapan BI
Bank Indonesia (BI) mengimbau agar masyarakat hanya melakukan penukaran uang Rupiah di layanan resmi BI dan perbankan agar terjamin keasliannya dan terjaga keamanannya.
"Penukaran uang Rupiah melalui mekanisme jual beli di luar layanan resmi BI dan perbankan memiliki risiko bagi masyarakat, di antaranya yaitu tidak terjamin keasliannya, sulit dipastikan akurasi jumlahnya, hingga rawan penipuan yang dapat merugikan masyarakat secara finansial," ucap Kepala Departemen Pengelolaan Uang BI, Anwar Bashori dalam keterangan tertulis.
Dalam momentum menjelang Lebaran ini, BI mengimbau agar masyarakat menggunakan uang Rupiah sebagai alat pembayaran dalam transaksi di Indonesia dengan baik dan tidak menjadikan uang Rupiah sebagai komoditi yang diperdagangkan.
"Uang Rupiah sejatinya merupakan simbol kedaulatan negara yang wajib dijunjung tinggi kehormatannya dan sepatutnya diperlakukan dengan baik," tegas Anwar.
BI memastikan tidak memberikan jalur khusus dalam layanan penukaran uang Rupiah dan tidak memberikan akses khusus bagi para penjual uang Rupiah. Layanan penukaran uang Rupiah BI dipastikan berlaku sama untuk seluruh masyarakat.
"Pada periode SERAMBI 2025, seluruh kegiatan penukaran dilakukan secara transparan melalui aplikasi PINTAR oleh seluruh masyarakat. Penggunaan aplikasi PINTAR diharapkan dapat meningkatkan kepastian layanan, mengurangi antrian kepadatan di lokasi penukaran untuk kenyamanan dan kemudahan bagi masyarakat, serta sebagai upaya pemerataan distribusi uang kepada masyarakat di seluruh Indonesia," jelas Anwar.
Simak juga video: Tips Alokasikan Duit THR Biar Nggak Boncos Seusai Lebaran