Pengamat perbankan Paul Sutaryono menjelaskan pegawai bank harus menyiapkan diri, pekerja dalam hal ini sumber daya manusia (SDM) juga harus meningkatkan skill untuk menghadapi era teknologi ini.
"Pegawai bank suka tidak suka juga harus meningkatkan kompetensi mereka, supaya makin mampu menghadapi tantangan ke depan yang lebih berat. Jadi pegawai tidak gagap teknologi," ujar Paul saat dihubungi, Kamis (17/1/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: OJK: Bukan Hal Baru Bank Pakai Teknologi |
Ekonom INDEF Bhima Yudhistira menjelaskan pegawai bank saat ini dituntut untuk memperbanyak skill. "Pegawai harus banyak belajar di luar kompetensinya, karena posisi yang paling riskan diganti mesin adalah front office dan customer service," kata Bhima.
Dia menjelaskan, jika pegawai bank memiliki kemampuan lebih di bidang IT dan business development maka akan sesuai dengan kebutuhan bank ke depannya.
Sebelumnya diberitakan detikFinance, Jaringan Komunikasi Serikat Pekerja Perbankan (Jarkom SP Perbankan) menyebut sudah ada 50.000 karyawan bank yang di-PHK atau Pemutusan Hubungan Kerja akibat digantikan mesin.
Anggota Jaringan Komunikasi Serikat Pekerja Perbankan Abdoel Mujib mengatakan PHK di sektor perbankan ini sudah terjadi sejak 2016. Hingga saat ini, diperkirakan sudah ada 50.000 lebih karyawan bank yang kena PHK.
"Sudah sejak 2016 PHK terjadi, sampai saat ini atau akhir 2018 kemarin mungkin sudah 50.000 lebih," ungkap Abdoel.